.:. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat untukku (khususnya), untukmu dan untuk kita semua..^^ ~amiinnn .:. YUKKK,,,, sama-sama berusaha jadi orang yang BERMANFAAT bagi orang lain,,, bukan MEMANFAATKAN,,, apalagi kita yang DIMANFAATKAN... .:. >>> IHSAN PANGERAN BONTOT CORP TWITTER:: @ihsanpbcorpID FB:: IHSAN PANGERAN BONTOT BOOKSTORE | 0856-9766-3213 / (021)4095-8449 <<<
Foto saya
Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Muhamad Ihsan ‘Pangeran Bontot’ | Pria kelahiran Jakarta 26 Des ’90 yang ketika SMK mengambil jurusan Akuntansi ini berhasil menyelesaikan Studinya dengan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) dari UIN Jakarta pada tahun 2013. Setelah lulus kini dia menjadi salah satu pengajar di Katakazya Islamic Preschool. Ihsan Pangeran Bontot Corp (@IhsanPBcorpID) merupakan usaha yang dirintisnya sejak kuliah, dan telah melahirkan Online Bookstore bernama Pangeran Bontot Bookstore (@PBbookstore). Pria yang juga aktif di komunitas Tangan Di Atas wilayah Jak-Sel, Komunitas EntrePrayer dan YISC Alazhar ini mempunyai keinginan yang sangat mulia yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Kamis, 16 Mei 2013

“jangan ada DUSTA diantara kita, Karena TRANSPARANSI HARGA itu MURABAHAH” ??


“jangan ada DUSTA diantara kita, Karena TRANSPARANSI HARGA itu MURABAHAH” ?? 
Alhamdulillah setahun lebih sudah usaha saya Pangeran BontotBookstore berjalan. Sebuah usaha bidang toko buku online yang awalnya saya rintis untuk membantu membiayai penyusunan biaya skripsi saya, ehh... malah keasyikan sampai saat ini, *hihihi.


Awalnya saya selalu berfikiran ketika memulai usaha harus mempunyai kios dsb. Lalu saya berfikir dari mana saya dapat uang untuk membayar sewa kios, toh pun klo ada uang sebesar itu lebih penting buat makan deh.

Karena saya sering nonton ust Yusuf Mansur di tv, saya ikutin cara beliau, yaitu SHOLAWAT!. Yowes... saya sholawatin dah tuh beberapa kios yang memang saya incar buat tempat usaha. Gk hanya kios, ada ruko di jalan dekat rumah “sengaja” saya lewatin ketika berangkat dan pulang kuliah supaya bisa disholawatin, *hehehe.

Alhamdulillah... kios pertama yang saya incar akhirnya keisi sama tukang mainan anak-anak, *jleb!. Masih ada “peluang” di kios yang kedua. Dan Alhamdulillah (lagi)... dah keburu diisi sama tukang fotocopy! *Jleb tegjleb gejleb!.

Dua kali gagal, saya sadar kelemahan saya di modal, akhirnya pola fikir saya ubah. Klo dulu harus punya kios dulu baru usaha, sekarang saya balik, usaha aja dulu dengan modal seadanya nanti klo dah ada uang lebih baru sewa ruko atau kenapa gk dibeli aja sekalian rukonya.

Akhirnya dengan modal Rp 100.000,- saya pakai untuk beli pulsa modem Rp 50.000,- dan sisanya saya pakai untuk menjadi member Kelompok Pembaca salah satu penerbit buku, dengan Kartu itu saya mendapat diskon khusus, jadi saya bisa jual lagi dan mengambil keuntungan dari marginnya.

Per April 2012 saya mulai deh dagang. Ketika saya mulai dagang, saya juga mulai membaca buku-buku bisnis seperti; “Etika Bisnis Manajemen Qalbu nya Aa Gym”, “Marketing is Bullshit, 10 Jurus Terlarang, Enternity Marketing nya Ippho santosa”, “Playboy Marketing nya Ali Akbar @pakarseo”. Buku-buku inilah yang menjadi buku pedoman saya ketika awal-awal dagang.

Dalam buku “Etika Bisnis Manajemen Qalbu nya Aa Gym” saya banyak belajar tentang etika bisnis yang diajarkan Rasulullah saw. Jujur, disiplin, kerja keras, dan bukan semata mencari keuntungan saja, tapi melalui buku ini saya juga diajarkan bagaimana usaha atau perniagaan yang kita lakukan adalah bentuk sikap kita meneladani Rasulullah saw dan bisnis atau usaha yang kita lakukan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah asyik dagang dan perlahan melupakan-Nya. *duh!

Akhirnya saya tarik benang merahnya yaitu berbisnis dengan jujur. Makanya ketika awal dagang saya memakai tag-line “jangan ada DUSTA diantara kita, Karena TRANSPARANSI HARGA itu MURABAHAH”.

Alhamdulillah... setelah mulai dagang banyak yang nanya MURABAHAH itu apa, nah! Ini saya jadikan peluang saya untuk mengedukasi mereka apa itu MURABAHAH. Yang masih belum tau coba deh beli buku di toko buku saya, nanti ada sedikit penjelasannya di dokumen pengiriman... *modus hehehe.

Lalu sampai pada seorang sahabat yang bertanya, apa untung ruginya berbisnis dengan akad MURABAHAH yang merupakan cikal bakal saya menulis artikel ini. Jawaban saya enak! Enaknya karena kita bisa jujur-jujuran ke pembeli dan itu akan membuat kita plong! Serius!... karena ini masalah rasa sob! Jadi Cuma bisa dirasain sama yang pernah ngelakuin... *tsaaahhh

Lalu yang ruginya juga enak! Enak dimarahin sama penjual yang lain karena kita blak-blakan bilang buku... sebut saja buku 70 POLUSI KEUNTUNGAN... *hihihi. Buku 70 POLUSI KEUNTUNGAN harga awalnya memang Rp 64.500,- namun buku tersebut buku terbitan lama. Dari penerbit sudah termasuk dalam LIST BUKU MURAH dan dijual seharga Rp 30.000,-. Namun ternyata ada penjual yang masih menjual dengan harga awal (Rp 64.500) mereka berdalih “masih ada yang mau koq dengan harga segitu”... yeee bukan masalah masih ada yang mau tong..., coba ente kasih tau itu buku dah Rp 30.000,- makin seneng pasti tuh pembeli ama ente, suer deh!

Klo kita tengok jauh kebelakang ketika Rasulullah saw berdagang, beliau MENYAMPAIKAN produk yang kualitasnya kurang bagus dan yang masih sangat bagus. Nah! Sekali lagi saya bilang klo Rasulullah saw MENYAMPAIKAN. Jadi pembeli MENGETAHUI dan merasa TAK DIBOHONGI.

Dalam kasus ini saya bukannya menilai bahwa saya dipihak yang benar dan mereka yang 
salah, bukan itu. Dalam kasus ini saya membayangkan klo saya yang diposisi pembeli. Gondok tingkat dewa~ deh klo tau bukunya sudah dijual murah tapi saya beli dengan harga mahal. Malah dengan harga yang sebenarnya bisa dapat 2 pcs buku, dan masih ada kembaliannya pula... *asik-asik



Jadi yang harus kita lakukan adalah...
Hikmah dari kejadian ini adalah... sekecil apapun perbuatan mu yang baik dalam mensyiarkan EKONOMI ISLAM, LAKUKANLAH... karena EKONOMI ISLAM tak hanya tuk sekedar DIPERLOMBAKAN, tak hanya sebagai sarana tuk DIPERDEBATKAN, tak hanya terus dan terus DISEMINARKAN... semuanya akan terbuang percuma jika ANDA tidak MELAKUKAN dan MENSYIARKAN!

Serius! Semua kata-kata diatas tadi bukan sebuah GURAUAN... atau sebuah LEDEKAN... coba ingat peristiwa Rasulullah saw di atas tadi, MENYAMPAIKAN!
Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI ISLAM klo para pejuang-pejuangnya terbuai dengan sederet PIALA-PIALA dan FOTO-FOTO KENANGAN LOMBA diKAMARnya?

Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI ISLAM klo para pejuang-pejuangnya terlalu asyik JAGO di KANDANG SENDIRI?

Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI ISLAM klo para pejuang-pejuangnya tidak MENGAPLIKASIkannya dalan KEGIATAN kesehariannya?

Semoga artikel ini menjadi teguran kepada kita selaku pejuang-pejuang EKONOMI ISLAM agar TAK DIAM. Karena masih banyak orang yang belum mengetahui EKONOMI ISLAM, yang mereka tahu hanya KATANYA... KATANYA...

Ibarat orang yang ingin shalat maka diwajibkan untuk berwudhu, saya harap artikel ini pun demikian... semoga membawa kesegaran atas kelesuan, kelelahan, keletihan, kemalasan dsb pada diri kita untuk menSYIARkan EKONOMI ISLAM...


Muhamad Ihsan “Pangeran Bontot” | @Muhamadihsan_


 
Dalam artikel di atas Alhamdulillah sudah ada beberapa saran dan kritik yang dikirimkan sahabat-sahabat saya, sebagian sudah ada yang saya coba perbaiki lho... dan berikut adalah saran dan kritik mereka ^^,
----------------------------------------------------------------------------------
“ahh... sudah bagus ka.. tya udah baca semuanya.. langsung setelah ka Ihsan kirim.. hee.. intinya itu kan ceritanya ka Ihsan, ya tergantung ka Ihsan mau menyampaikan seperti apa...”
“mau share sedikit... tau kitab AL-MUWATHA nya Imam Malik kan kak? Pada zamannya kan banyak yang plagiat tuh, nama kitabnya pada sama AL-MUWATHA, murid-murid beliau kesel, tapi Imam Malik cuma bilang “...hanya kitab AL-MUWATHA yangditulis dengan keikhlasan yang akan bertahan...”
“semangat ikhlas menulis kak! Biar ilmunya tambah banyak dan terpelihara”
Tya Ryandini | @TyaRyan

“1. Awalnya belum jelas maksud tulisannya karena belum masuk ke inti dari judul, tapi setelah paragraf penutup baru sedikit jelas karena ada himbauan... 2. Saran: perlu diungkap fenomena Ekonomi Syariah sekarang, lebih terfokus pada sosialisasi pada masyarakat (seminar, kampanye nasional, lomba dll) tapi aplikasinya baru pada tataran perbankan/tren suatu produk...”
“nah parameter keberhasilan Ekonomi Syariah itu apakah dilihat dari banyaknya seminar beredar, para mahasiswa/pelajar yang menang lomba dll”
“maksud rini san, sebelum ihsan kasi himbauan di paragraf penutup, ihsan ceritain dulu fenomena yang terjadi. Paraghraf pembuka kan sudah jelasin contoh cukup kompleks”
Aisyah Fahrini | @FahrinElhayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^

- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_