“jangan ada DUSTA diantara kita, Karena TRANSPARANSI HARGA itu MURABAHAH” ??
Alhamdulillah setahun lebih sudah usaha saya Pangeran BontotBookstore berjalan. Sebuah usaha bidang toko buku online yang awalnya saya rintis untuk membantu membiayai penyusunan biaya skripsi saya, ehh... malah keasyikan sampai saat ini, *hihihi.
Awalnya saya selalu berfikiran ketika memulai usaha harus
mempunyai kios dsb. Lalu saya berfikir dari mana saya dapat uang untuk membayar
sewa kios, toh pun klo ada uang sebesar itu lebih penting buat makan deh.
Karena saya sering nonton ust Yusuf Mansur di tv, saya ikutin
cara beliau, yaitu SHOLAWAT!. Yowes... saya sholawatin dah tuh beberapa kios
yang memang saya incar buat tempat usaha. Gk hanya kios, ada ruko di jalan
dekat rumah “sengaja” saya lewatin ketika berangkat dan pulang kuliah
supaya bisa disholawatin, *hehehe.
Alhamdulillah... kios pertama yang saya incar akhirnya keisi
sama tukang mainan anak-anak, *jleb!. Masih ada “peluang” di kios yang
kedua. Dan Alhamdulillah (lagi)... dah keburu diisi sama tukang fotocopy! *Jleb
tegjleb gejleb!.
Dua kali gagal, saya sadar kelemahan saya di modal, akhirnya
pola fikir saya ubah. Klo dulu harus punya kios dulu baru usaha, sekarang saya
balik, usaha aja dulu dengan modal seadanya nanti klo dah ada uang lebih baru
sewa ruko atau kenapa gk dibeli aja sekalian rukonya.
Akhirnya dengan modal Rp 100.000,- saya pakai untuk beli
pulsa modem Rp 50.000,- dan sisanya saya pakai untuk menjadi member Kelompok
Pembaca salah satu penerbit buku, dengan Kartu itu saya mendapat diskon khusus,
jadi saya bisa jual lagi dan mengambil keuntungan dari marginnya.
Per April 2012 saya mulai deh dagang. Ketika saya mulai
dagang, saya juga mulai membaca buku-buku bisnis seperti; “Etika Bisnis
Manajemen Qalbu nya Aa Gym”, “Marketing is Bullshit, 10 Jurus Terlarang,
Enternity Marketing nya Ippho santosa”, “Playboy Marketing nya Ali Akbar
@pakarseo”. Buku-buku inilah yang menjadi buku pedoman saya ketika
awal-awal dagang.
Dalam buku “Etika Bisnis Manajemen Qalbu nya Aa Gym”
saya banyak belajar tentang etika bisnis yang diajarkan Rasulullah saw. Jujur,
disiplin, kerja keras, dan bukan semata mencari keuntungan saja, tapi melalui
buku ini saya juga diajarkan bagaimana usaha atau perniagaan yang kita lakukan
adalah bentuk sikap kita meneladani Rasulullah saw dan bisnis atau usaha yang
kita lakukan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah asyik dagang
dan perlahan melupakan-Nya. *duh!
Akhirnya saya tarik benang merahnya yaitu berbisnis dengan
jujur. Makanya ketika awal dagang saya memakai tag-line “jangan ada DUSTA
diantara kita, Karena TRANSPARANSI HARGA itu MURABAHAH”.
Alhamdulillah... setelah mulai dagang banyak yang nanya
MURABAHAH itu apa, nah! Ini saya jadikan peluang saya untuk mengedukasi mereka
apa itu MURABAHAH. Yang masih belum tau coba deh beli buku di toko buku saya,
nanti ada sedikit penjelasannya di dokumen pengiriman... *modus hehehe.
Lalu sampai pada seorang sahabat yang bertanya, apa untung
ruginya berbisnis dengan akad MURABAHAH yang merupakan cikal bakal saya menulis
artikel ini. Jawaban saya enak! Enaknya karena kita bisa jujur-jujuran ke
pembeli dan itu akan membuat kita plong! Serius!... karena ini masalah rasa
sob! Jadi Cuma bisa dirasain sama yang pernah ngelakuin... *tsaaahhh
Lalu yang ruginya juga enak! Enak dimarahin sama penjual
yang lain karena kita blak-blakan bilang buku... sebut saja buku 70 POLUSI
KEUNTUNGAN... *hihihi. Buku 70 POLUSI KEUNTUNGAN harga awalnya memang Rp
64.500,- namun buku tersebut buku terbitan lama. Dari penerbit sudah termasuk
dalam LIST BUKU MURAH dan dijual seharga Rp 30.000,-. Namun ternyata ada
penjual yang masih menjual dengan harga awal (Rp 64.500) mereka berdalih “masih
ada yang mau koq dengan harga segitu”... yeee bukan masalah masih ada yang
mau tong..., coba ente kasih tau itu buku dah Rp 30.000,- makin seneng pasti
tuh pembeli ama ente, suer deh!
Klo kita tengok jauh kebelakang ketika Rasulullah saw
berdagang, beliau MENYAMPAIKAN produk yang kualitasnya kurang bagus dan yang
masih sangat bagus. Nah! Sekali lagi saya bilang klo Rasulullah saw
MENYAMPAIKAN. Jadi pembeli MENGETAHUI dan merasa TAK DIBOHONGI.
Dalam kasus ini saya bukannya menilai bahwa saya dipihak
yang benar dan mereka yang
salah, bukan itu. Dalam kasus ini saya membayangkan
klo saya yang diposisi pembeli. Gondok tingkat dewa~ deh klo tau bukunya sudah
dijual murah tapi saya beli dengan harga mahal. Malah dengan harga yang
sebenarnya bisa dapat 2 pcs buku, dan masih ada kembaliannya pula... *asik-asik
Jadi yang harus kita lakukan adalah...
Hikmah dari kejadian ini adalah... sekecil apapun perbuatan
mu yang baik dalam mensyiarkan EKONOMI ISLAM, LAKUKANLAH... karena EKONOMI
ISLAM tak hanya tuk sekedar DIPERLOMBAKAN, tak hanya sebagai sarana tuk
DIPERDEBATKAN, tak hanya terus dan terus DISEMINARKAN... semuanya akan terbuang
percuma jika ANDA tidak MELAKUKAN dan MENSYIARKAN!
Serius! Semua kata-kata diatas tadi bukan sebuah GURAUAN...
atau sebuah LEDEKAN... coba ingat peristiwa Rasulullah saw di atas tadi,
MENYAMPAIKAN!
Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI
ISLAM klo para pejuang-pejuangnya terbuai dengan sederet PIALA-PIALA dan
FOTO-FOTO KENANGAN LOMBA diKAMARnya?
Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI
ISLAM klo para pejuang-pejuangnya terlalu asyik JAGO di KANDANG SENDIRI?
Bagaimana orang lain bisa mengetahui keDAHSYATan EKONOMI
ISLAM klo para pejuang-pejuangnya tidak MENGAPLIKASIkannya dalan KEGIATAN
kesehariannya?
Semoga artikel ini menjadi teguran kepada kita selaku
pejuang-pejuang EKONOMI ISLAM agar TAK DIAM. Karena masih banyak orang yang
belum mengetahui EKONOMI ISLAM, yang mereka tahu hanya KATANYA... KATANYA...
Ibarat orang yang ingin shalat maka diwajibkan untuk
berwudhu, saya harap artikel ini pun demikian... semoga membawa kesegaran atas
kelesuan, kelelahan, keletihan, kemalasan dsb pada diri kita untuk menSYIARkan
EKONOMI ISLAM...
Muhamad
Ihsan “Pangeran Bontot” | @Muhamadihsan_
Dalam
artikel di atas Alhamdulillah sudah ada beberapa saran dan kritik yang
dikirimkan sahabat-sahabat saya, sebagian sudah ada yang saya coba perbaiki
lho... dan berikut adalah saran dan kritik mereka ^^,
----------------------------------------------------------------------------------
“ahh...
sudah bagus ka.. tya udah baca semuanya.. langsung setelah ka Ihsan kirim..
hee.. intinya itu kan ceritanya ka Ihsan, ya tergantung ka Ihsan mau
menyampaikan seperti apa...”
“mau
share sedikit... tau kitab AL-MUWATHA nya Imam Malik kan kak? Pada zamannya kan
banyak yang plagiat tuh, nama kitabnya pada sama AL-MUWATHA, murid-murid beliau
kesel, tapi Imam Malik cuma bilang “...hanya kitab AL-MUWATHA yangditulis
dengan keikhlasan yang akan bertahan...”
“semangat
ikhlas menulis kak! Biar ilmunya tambah banyak dan terpelihara”
Tya
Ryandini | @TyaRyan
“1.
Awalnya belum jelas maksud tulisannya karena belum masuk ke inti dari judul,
tapi setelah paragraf penutup baru sedikit jelas karena ada himbauan... 2.
Saran: perlu diungkap fenomena Ekonomi Syariah sekarang, lebih terfokus pada
sosialisasi pada masyarakat (seminar, kampanye nasional, lomba dll) tapi
aplikasinya baru pada tataran perbankan/tren suatu produk...”
“nah
parameter keberhasilan Ekonomi Syariah itu apakah dilihat dari banyaknya
seminar beredar, para mahasiswa/pelajar yang menang lomba dll”
“maksud
rini san, sebelum ihsan kasi himbauan di paragraf penutup, ihsan ceritain dulu
fenomena yang terjadi. Paraghraf pembuka kan sudah jelasin contoh cukup
kompleks”
Aisyah
Fahrini | @FahrinElhayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^
- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_