Seorang
pria muda sebutlah namanya Luqman, mendengar hadits dan ayat tentang mulianya
bersedekah di jalan Allah, betapa mulianya berinfaq secara sembunyi-sembunyi,
sebagaimana hadits Rasulullah saw; “Sedekah dengan sembunyi-sembunyi memadamkan
kemurkaan Allah” (HR Thabrani dengan sanad Hasan).
Maka
Luqman punya niatan untuk melakukannya, ia merasa telah banyak bermaksiat dan
ia merasa ibadah-ibadahnya tidak cukup untuk memadamkan kemurkaan Allah SWT,
dan iapun mulai mengumpulkan hartanya, setiap ia mendapatkan untung dari
pekerjaannya selalu ia sisihkan untuk bersedekah secara sembunyi-sembunyi,
siang malam ia terus berusaha dengan gigih mengumpulkan uang hingga setahun
lamanya, terkumpullah sejumlah uang yang cukup banyak jumlahnya.
Malam
itu Luqman menaruh seluruh uangnya dalam kantung besar, lalu ia berpakaian
gelap dan penutup wajah hingga tak seorangpun mengenalinya, ia berjalan
ditengah malam yang sunyi, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang tertidur di
emper jalan, maka ia lemparkan kantong uangnya pada tubuh si wanita, si wanita
pun kaget terbangun, dan hanya menyaksikan pria bercadar itu lkari terbirit
birit. Luqman membatin dalam hatinya “ah… wanita itu pasti berharap isi kantung
itu adalah makanan, namun masyaAllah setumpuk uang!!! Wah dia pasti akan
mendoakan aku… puji syukur atasmu Rabbiy, aku lelah setahun mengumpulkan uang
untuk hal ini, semoga Engkau menjadikannya sedekah rahasia yang Kau terima".
Keesokan
harinya heboh lah kampung itu dengan kabar bahwa seorang wanita pelacur mendapat
sekantung uang ketika sedang menunggu pelangggannya. Mendengar hal itu maka
Luqman terhenyak lemas. Ia membatin, “subhanallah… pelacur… sedekah yang
kukumpulkan setahun ternyata ditelan pelacur, ah… sedekahku tak diterima oleh
Allah… hanya menjadi santapan wanita pezina dan penyebab orang berzina
naudzubillah".
Luqman
muram dan sedih… namun ia tetap penasaran, ingin agar sedekahnya diterima oleh
Allah dan tidak salah alamat, maka ia mengumpulkan lagi harta dengan lebih
gigih lagi hingga setahun lamanya, setelah hartanya terkumpul ia membeli
sebanyak banyaknya perhiasan emas dan berlian, terkumpulah sekantung perhiasan
beragam corak dan jenis… ia puas memandang jerih payahnya, dan iapun megulangi
perbuatannya, menggunakan penutup wajah dan membawa karung perhiasan itu
ditengah malam, tiba-tiba ia melihat seorang lelaki setengah baya berjalan
ditengah malam, wajahnya tampak kusut dan penuh kegundahan, maka si Luqman pun
melemparkan karung itu kepada si lelaki dan berkata “terimalah sedekahku” lalu
iapun lari terbirit birit agar si lelaki itu tak mengenalinya.
Keesokan
harinya kampung itu gempar, semalam ada seorang perampok yang ketiban rezeki
sekarung perhiasan dari lelaki misterius. Luqman sangat lesu, dua tahun sudah
ku kumpulkan uang dengan susah payah, tapi selalu salah alamat. Namun luqman
masih juga penasaran, ia kembali mengumpulkan uang selama setahun. Dan ia
melakukan hal yang sama seperti tahun sebelumnya menggunakan penutup wajah dan
membawa karung perhiasan itu ditengah malam ia melihat seorang kakek tua renta
yang berjalan tertatih taih sendirian. “nah ini pasti tidak salah alamat” kata
Luqman, ia pun memberikan kantung uangnya kepada si kakek dan lari".
Keesokan
harinya kampung itu gempar lagi, seorang kakek yang menjadi orang terkaya di
kampung itu mendapat sedekah sekantung uang. Maka luqman pun roboh, ia kapok,
berarti memang dia pria busuk yang sedekahnya tak kan diterima Allah, tiga
tahun dia berjuang namun Allah berkehendak lain, maka Luqman pun berdoa
“Rabbiy… kalau Engkau menerima sedekahku itu maka tunjukkanlah…”
Zaman
terus berlanjut tanpa terasa, puluhan tahun kemudian Luqman sudah tua renta, di
usia senjanya ia mendengar ada dua orang ulama adik kakak, keduanya menjadi
ulama besar dan mempunyai murid ribuan , kedua ulama itu anak yatim, ayah mereka
wafat ketika mereka masih kecil, lalu karena jatuh miskin maka ibunya akhirnya
melacur untuk menghidupi anaknya, dalam suatu malam ibunya berdoa kepada Allah
“Rabbiy… kuharamkan rizki yang haram untuk anak-anak ku, malam ini berilah aku
rizki-Mu yang halal", lalu ibu itu tertidur di emper jalan, lalu ada seorang
lelaki misterius yang melemparkan sekantung uang kepadanya, lelaki misterius
itu menutup wajahnya dengan memakai cadar, maka sang ibu bergembira, lalu
bertobat dan menyekolahkan anaknya dengan uang itu dan hingga kedua anaknya
menjadi ulama dan mempunyai murid ribuan banyaknya.
Airmatanya
menetes membasahi kedua pipi Luqman yang sudah tua renta, “oh… sedekahku itu ternyata diterima Allah… dan pahalanya
dijaga Allah hingga berkesinambungan dengan anak-anak sipelacur yang menjadi
ulama dengan uang sedekahnya, namun apa nasib dengan sedekahku yang tahun
kedua??”. Belum lama Luqman membatin, datang pula kabar bahwa seorang wali
Allah barusaja wafat, dia dulunya adalah perampok, waktu malam ia dilempari sekarung
perhiasan oleh pria misterius, lalu ia bersyukur kepada Allah, beribadah dan
beribadah, meninggalkan kehidupan duniawi, berpuasa dan bertahajjud, hingga
menjadi orang yang shalih dan mulia, dan wafat sebagai dengan mencapai derajat
Wali Allah (kekasih Allah) dan banyak pula orang yang bertobat ditangannya.
Luqman
semakin cerah wajahnya dan semakin malu kepada Allah, tak lama sampai pula
kabar padanya bahwa telah dibangun sebuah rumah amal, yang selalu tidak pernah
sepi dikunjungi para pengemis, rumah amal itu selalu membagikan hartanya kepada
fuqara, rumah amal itu didirikan oleh seorang tua renta yang kaya raya di
kampung itu, ia awalnya sangat kikir, namun suatu malam ia dihadiahi sekantung
uang oleh pria misterius, ia pun malu dan bertobat, lalu menginfakkan seluruh
hartanya untuk rumah amal.
Luqman
menyungkur sujud kehadirat Allah swt, betapa luhurnya Dia Yang Maha Menjaga
Amal nya yang tak berarti hingga berlipat lipat dan berkesinambungan. Luqman
benar benar telah mencapai cita cita nya yaitu sabda Rasulullah saw “sedekah
secara sembunyi sembunyi memadamkan kemurkaan Allah” dan ia mendapatkan pahala
yang terus mengalir tanpa henti, bagai menaruh saham dengan keuntungan berjuta
kali lipat setiap kejapnya, betapa tidak, apalah arti dari sejumlah uang
dibanding pahala sujud orang yang bertobat, sedangkan kita mendengar hadits
Rasulullah saw “dua rakaat qabliyah shubuh lebih mulia dari dunia dan segala
isinya”.
Lalu
bagaimana dengan pahala yang bertumpuk sebab amal sedekahnya yang tak berarti
itu, betapa beruntungnya si pria ini, dan betapa mulia derajatnya dan merugilah
mereka yang kikir dengan hartanya, yang merasa bahwa makan dan minumnya lebih
berhak didahulukan daripada menjadikannya perantara yang mendekatkannya pada
keluhuran yang abadi, semoga aku dan kalian dikelompokkan sebagai penanam saham
untuk meneruskan tegaknya dakwah Nabi Muhammad saw, amin.
(ide
cerita dari Shahih Bukhari hadits no 1355)
~dikutip dari Buku Kenalilah Aqidahmu oleh Habib Munzir Almusawa (pimpinan Majelis Rasulullah Jakarta)~
+++ PEDULI DZIKIR AKBAR MALAM ISRA' MI'RAJ BERSAMA ADDA'I ILALLAH AL-ALLAMAH ALHABIB ALI AL-JUFRI, 16 JUNI 2012 BANK SYARIAH MANDIRI A/N MUNZIR ALMUSAWA NO REK: 061-7121494 CABANG DEPOK +++
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^
- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_