.:. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat untukku (khususnya), untukmu dan untuk kita semua..^^ ~amiinnn .:. YUKKK,,,, sama-sama berusaha jadi orang yang BERMANFAAT bagi orang lain,,, bukan MEMANFAATKAN,,, apalagi kita yang DIMANFAATKAN... .:. >>> IHSAN PANGERAN BONTOT CORP TWITTER:: @ihsanpbcorpID FB:: IHSAN PANGERAN BONTOT BOOKSTORE | 0856-9766-3213 / (021)4095-8449 <<<
Foto saya
Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Muhamad Ihsan ‘Pangeran Bontot’ | Pria kelahiran Jakarta 26 Des ’90 yang ketika SMK mengambil jurusan Akuntansi ini berhasil menyelesaikan Studinya dengan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) dari UIN Jakarta pada tahun 2013. Setelah lulus kini dia menjadi salah satu pengajar di Katakazya Islamic Preschool. Ihsan Pangeran Bontot Corp (@IhsanPBcorpID) merupakan usaha yang dirintisnya sejak kuliah, dan telah melahirkan Online Bookstore bernama Pangeran Bontot Bookstore (@PBbookstore). Pria yang juga aktif di komunitas Tangan Di Atas wilayah Jak-Sel, Komunitas EntrePrayer dan YISC Alazhar ini mempunyai keinginan yang sangat mulia yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Sabtu, 09 Januari 2010

Dua Kenikmatan Yang Sering Dilupakan




Dua Kenikmatan Yang Sering Dilupakan
Senin, 14 September 2009


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
“dua kenikmatan yg sering dilupakan banyak orang, kesehatan dan kelowongan waktu” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang sama – sama kita muliakan Guru kita yang kita cintai fadhilatul sayyid ad da’i ilallah Al Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Athas matta’Anallahu bihi, para ulama, para kyai, dan para tokoh masyarakat yang hadir, para sesepuh.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Limpahan puji kehadirat Allah, Maha Raja Tunggal dan Maha Abadi, Yang Maha Melimpahkan Rahmat dengan Kemuliaan-Nya sepanjang waktu dan zaman. Yang di malam mulia ini, di malam 25 Ramadhan, yang padanya terdapat sedemikian banyak hujan cahaya Rahmat Illahi, menghujani umat Nabi Muhammad Saw dengan tawaran – tawaran Illahi yang disampaikan kepada utusan Allah yang paling suci, Sayyidina Muhammad Saw.

“Taharraw lailatalqadri fil witri min al’asyril awakhiri min ramadhan”. Demikian riwayat Shahihain Bukhari dan Muslim. “Temuilah kemuliaan malam lailatulqadr di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, di malam ganjil”. Dan hadits lainnya “temuilah kemuliaan lailatulqadr di 7 malam terakhir, di malam ganjil di bulan Ramadhan”. Semoga malam ini, malam kemuliaan bagiku dan kalian dilimpahi cahaya kemuliaan lailatulqadr dan segala Anugerah-Nya. Di malam 25 Ramadhan, kita berkumpul di dalam cahaya Anugerah Ilahi, terang – benderang menghujani para tamu-Nya yang berdatangan ke Baitullah, berdatangan ke istana Keridhoan Allah ini dan tiadalah 1 orang tamu yang akan dikecewakan oleh Sang Maha Dermawan terkecuali semua tamu disambut dengan Anugerah Luhur, disambut dengan semulia – mulia Anugerah. Anugerah yang tidak bisa diberikan pada makhluk satu sama lainnya, Anugerah yang hanya dimiliki Allah berupa Anugerah yang kekal dan abadi, Kasih Sayang Allah ditumpah-ruahkan, dihujankan dan dihamparkan kepada para tamu – tamu Allah. Mereka yang berkumpul di dalam dzikir, berkumpul di dalam taklim, dan kemuliaan shalawat dan dzikir dzikir Nabawiy, semoga aku dan kalian selalu di dalam Kasih Sayang Rahmat Allah yang abadi dhahiran wa bathinan, dunia dan akhirat.
Hadirin – hadirat, Sang Nabi Saw bersabda “matsalulladzii yadzkurullah walladzii laa yadzkurullah matsalul-hayyi wal-mayyiti”, demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. “Perumpamaan orang – orang yang bedzikir mengingat Allah dengan orang yang tidak pernah mengingat Allah, bagaikan perumpamaan yang hidup dan yang mati”. Jiwanya padam dari Keluhuran Ilahi, ia makan dan minum melewati hari – harinya dan lepas dari Anugerah yang abadi. Di hadapan manusia, ia hidup, berbicara dan berbuat. Namun di hadapan Allah, tiada bedanya dengan yang mati, karena ia tidak mau mengingat Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntunglah kita yang hadir di majelis agung ini, semoga selalu dalam kemuliaan dzikir sepanjang hidup kita. Dalam pekerjaan, dalam aktifitas, dalam rumah tangga, dalam siang dan malam, semoga jiwa kita selalu diingatkan Allah dan digetarkan Allah pada Cahaya Kemuliaan Nama-Nya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu di malam – malam terakhir ini khususnya, perbanyaklah dzikir dengan menyempurnakan shalat fardhu kita semampunya, dengan memperbanyak dan menambah khusyu’nya semampunya, menyempurnakan shalat tarawih semampunya, memperbanyak bacaan Alqur’an semampunya, meninggalkan segala dosa semampunya, melaksanakan hal – hal yang mulia semampunya. Sungguh teriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika turunnya firman Allah Swt “Lillahi maa fissamaawaati wamaa fil ardh, wa in-tubduu maa fii anfusikum awtukhfuuhu yuhaasibkum bihillah, fayaghfiru liman yasyaa’ wa yu’addzibu man yasyaa, wallahu ‘alaa kulli syaiin qadiir”
Milik Allah seluruh langit dan bumi. Dan Allah Swt mengetahui semua apa yang tersembunyi dan semua yang terlihat. Semua perbuatan kita yang terlihat oleh makhluk atau perbuatan kita yang disembunyikan berupa dosa dan pahala, Allah Maha Melihatnya dan tiada yang tersembunyi bagi Allah. Maka Allah akan menghisab kalian, QS. Al Baqarah : 284). Demikian firman Allah Swt dan Mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan akan menurunkan siksa bagi yang dikehendaki-Nya.

Ketika ayat ini turun, berdatangan para sahabat kehadapan Sang Nabi Saw, mereka berlutut dan menangis di hadapan Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, Allah sudah perintahkan shalat, puasa, zakat dan apa semampu kami, namun sekarang datang firman Allah, kami akan dihisab, bagaimana ini sungguh sangat berat?”, maka Nabi Saw bersabda sebagaimana riwayat Shahih Muslim “apakah kalian akan berkata sebagaimana orang – orang yahudi yang ketika diperintah mereka berkata “sami’na wa ashaynaa faquuluu sami’na wa atha’naa”.
Kalian ini jangan seperti orang yahudi, kata Rasul saw. Kenapa? Orang yahudi ketika diperintah Allah, ia berkata “kami dengar tapi kami tidak mau taat, katakan kami dengar dan kami taat”. Maka para sahabat menunduk, menghentikan tangisnya seraya berkata “sami’na wa atha’naa” kami dengar dan kami taat.

Demikian indahnya iman para sahabat radhiyallahu anhum. Dalam keadaan sunyi senyap, ketika para sahabat mengalah dan menerima apapun yang sangat berat yang mereka keluhkan pada Sang Nabi Saw, maka turunlah ayat “aamanarrasuulu bimaa unzila ilaihi min rabbihii wal mu’minuna kullu aamana billahi wa malaikatihii wa kutubihii wa rasulihii laa nufarriqu baina ahadin min rusulihii wa qaluu sami’na wa athanaa ghufranaka rabbana wa ilaikal mashir, laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maaktasabat..” sampai akhir ayat. Demikian indahnya Allah Swt.
Setelah mereka mengadu pada Sang Nabi saw, mereka tidak mampu jika harus melewati hisab setelah mereka berjuang dengan apa – apa yang mereka mampu. Lalu bagaimana dengan hisab dari apa – apa yang mereka tidak mampu? Allah menjawab “Allah tidak memaksa lebih dari kemampuan kalian”, mereka berkata “sami’na wa athanaa ghufranaka rabbana wa ilaikal mashir” kami dengar dan kami taat, pengampunan-Mu dan kepada-Mu kami akan kembali dan Allah tidak memaksa seseorang lebih dari kemampuannya. Demikian indahnya Allah.
Sekedar kemampuanmu, berbuatlah dan Allah tidak akan menghisab dengan yang lebih dari itu. Allah akan menghisab jika kita mampu tapi kita tidak melakukannya, itu yang akan dihisab oleh Allah Swt.
Bagaimana dengan hal – hal yang kita mampu dan kita masih melakukannya? Allah masih mengajarkan doa “rabbana laa tu-akhidznaa in-nasiinaa aw-akhthanaa” Wahai Allah ampuni kami, jika kami salah dan kami lupa. Allah yang ajarkan. Kalau bahasa logika kita, enak sekali sudah berbuat salah lalu minta pengampunan dosa? Allah yang ajari untuk memberi pengampunan-Nya kepada semua pendosa.

Mintalah kepada-Ku, “rabbana walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablinaa” jangan bebani kami seperti umat – umat yang terdahulu beban yang berat, beri kami beban yang lebih ringan.
Memangnya boleh seperti itu? minta beban yang lebih ringan?. (sungguh telah) Diajari oleh Allah, agar kau mendapat beban hidup yang lebih ringan. Minta kepada Allah, “Rabbiy di zaman para sahabat bebannya berat sekali, aku tidak mampu berbuat seperti mereka”. Allah sudah ajari agar jangan dibebani umat seperti beban yang berat tapi beri kemuliaannya.

“Walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi” jangan bebani kami dari apa – apa yang kami tidak mampu.“Wa’fu ‘annaa waghfirlanaa warhamnaa anta mawlaanaa fanshurnaa ‘alal qaumilkafiriin” kasih sayangilah kami, maafkanlah kami, dan tolonglah kami dari orang – orang non muslim yang memusuhi kami.
Tolong agar mereka diberi hidayah, tolong agar mereka yang memusuhi diberi hidayah dan jika mereka memerangi, tolong diberi pertolongan agar kita menang. Demikian indahnya doa yang diajarkan oleh Allah Swt kepadaku dan kalian dan seluruh umat ini.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul Saw bersabda “wallahi inniy la-astaghfirullah wa atubuilaihi fil yaumi aktsara min sab’ina marrah”.
Demikian riwayat Imam Bukhari didalam musnidnya. “Demi Allah, bahwa aku ini bertaubat dan beristighfar kepada Allah setiap hari lebih dari 70X”. Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari mensyarahkan makna hadits ini dengan syarah yang panjang, namun ringkasnya adalah Rasul Saw adalah orang yang paling mulia dan ma’shum. Bagaimana beliau bertaubat dan beristighfar atas apa? karena tidak ada dosanya. Maka dua pendapat yang paling kuat dikatakan oleh Al Imam Ibn Hajar, yang pertama adalah Rasul Saw beristighfar dari kemuliaan – kemuliaan yang lewat dari hari – harinya yang belum sempat beliau laksanakan.

Pendapat yang kedua adalah beliau beristighfar untuk seluruh umatnya, karena Rasul saw kalau berdoa tidak pernah untuk dirinya tapi selalu menyertakan umatnya. Beliau beristighfar dan bertaubat untuk umatnya pula, karena didalam riwayat yang tsigah didatangkan kepadaku amal – amal pahala kalian umatku setelah aku wafat dan apabila amal kalian baik, aku memuji Allah dan bila amal kalian buruk, aku beristighfar untuk kalian.
Inilah Sayyidina Nabi Muhammad Saw yang sudah diperintahkan Allah Swt, “fa’lam annnahu Laa ilaaha illallah, wastaghfir lizanbika walil mukminina wal mukminat” Allah sudah perintahkan kepada Nabi saw untuk beristighfar kepada mukminin dan mukminat, maka Rasul saw beristighfar lebih dari 70X dan bertaubat setiap harinya. Kalau yang tidak pernah berdosa saja seperti ini, bagaimana aku dan kalian?.
Hadirin – hadirat, taubat itu tidak sesulit yang kita bayangkan. Taubat itu adalah menyesali dosa kita dan berniat ingin meninggalkan apa yang telah kita perbuat dari dosa. Jika nanti berbuat lagi jangan difikirkan, itu adalah hari esokmu. Yang penting adalah dosamu yang lalu dan saat ini.
Bagaimana niatnya? Bila kau berniat “Rabbiy..Rabbiy.. (tuhanku.. tuhanku..) aku ini ingin meninggalkan dosa – dosaku dengan kesungguhan”, dan niat itu adalah taubat. Itu kemuliaan taubat tumpah padamu dan cinta-Nya Allah sangat memanjakan mereka – mereka yang bertaubat.
Hadirin – hadirat, semoga aku dan kalian di malam hari ini, di detik agung ini, di malam mulia ini, di majelis mulia ini, semua diterangi dengan cahaya kemuliaan taubat. Kita menyesal dan tidak senang dengan semua dosa yang pernah kita lakukan, semoga Allah beri kekuatan di hari esok untuk memberikan kekuatan bagi kita meninggalkan dosa – dosa kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sebagian di hatinya berkata “aku ini terjebak dosa karena urusan – urusan nafkah” atau urusan lainnya, maka minta kepada Allah kemudahannya agar kau bisa lepas dari dosa itu. Kalau masalah nafkahnya membawa dosa, minta kepada Allah, berikan jalan padaku yang mudah agar mendapatkan nafkah yang lebih baik, atau dalam pekerjaan atau dalam rumah tangganya atau lainnya, adukan kepada Allah, “Rabbiy aku berbuat seperti ini bukan karena kemauanku tapi terjebak, maka tolonglah dengan kemudahan.
Hadirin – hadirat, Yang Maha Mendengar, mendengar semua getaran jiwamu siang dan malam.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, bagaimana indahnya Allah Swt berbuat kepada hamba – hamba yang dicintai-Nya. Semoga aku dan kalian dicintai Allah siang dan malam dan merindukan Allah, sebagaimana sabda Nabi saw “man ahabba liqa'iy ahbabtu liqa'ah” barangsiapa rindu jumpa dengan-Ku maka Aku pun rindu jumpa dengannya. (Shahih Bukhari), Sebagian orang berfikir kalau rindu jumpa dengan Allah, dirindukan Allah, cepat wafat dong??,
justru tidak, karena Allah Swt Maha Mampu Memanjangkan Usianya didalam kerinduannya kepada Allah agar semakin dahsyat rindunya, agar semakin dilimpahi kebahagiaan di dunianya, agar ia tahu bagaimana Allah memuliakan hamba – hamba yang rindu pada-Nya di dunia dan akhirat, karena Allah-lah Sang Pemilik dunia dan akhirat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalau menyambung silaturahmi saja bisa meluaskan rezki kita, sebagaimana sabda Sang Nabi Saw riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang ingin diluaskan rezkinya maka ia menyambung silaturahminya”. Bagaimana orang yang menyambung silaturahmi cinta dengan Allah. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, maka Allah akan luaskan rezkinya dhahiran wa bathinan, dunia wal akhirah. Semoga aku dan kalian di dalam kelompok orang yang rindu dan cinta kepada Allah Swt.

Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw berjalan bersama para sahabatnya (dalam riwayat yang tsigah) maka lewatlah merangkak seorang bocah kecil menyeberangi jalan maka dalam salah satu riwayat Rasul saw mengambilnya, dalam riwayat lain Sayyidina Umar yang mengambilnya, “apakah bayi ini punya ibu?” maka tak lama keluarlah ibunya dari sebuah kemah dan berkata “ibni..ibni”, (anakku.. anakku..) mengambil anak itu, memeluknya dan menyusuinya. Maka para sahabat menangis melihatnya, Rasul saw bertanya “kenapa kalian menangis?, apa yang membuat kalian menangis?”, para sahabat berkata “kelembutan ibu itu kepada anaknya, kami terharu dan menangis wahai Rasul, betapa cintanya ibu itu kepada anaknya”. Rasul saw bersabda “Inallah arham bi’ibaadihi min hadzihi liwaladihaa” Allah lebih cinta dan sayang kepada hamba-Nya daripada anak ini kepada ibunya, lalu Rasul Saw bertanya apakah mungkin ibu ini melemparkan bayinya ke api?, (para sahabat menjawab) mustahil wahai Rasullulah…!”,. Demikian pula Allah Swt kepada hamba – hambaNya yang dicintai-Nya, akan selalu dibela oleh Allah Swt.
Diriwayatkan di dalam Musnad Imam Ahmad bahwa ketika kejadian seperti ini seorang wanita melihat Rasul saw, ia sedang membenahi kayu dan bara api yang menyala, lalu ia mengangkat bayinya “wahai Rasul aku sungguh tidak akan mungkin melemparkan bayiku ke dalam api, apakah Allah akan melemparkan hamba – hambaNya yang cinta kepada-Nya ke dalam api?”, maka Rasul Saw menutup wajahnya, menunduk dan menangis, seraya berkata : “demi Allah, sungguh Allah tidak akan memberi siksaan dan kehinaan kepada mereka yang mengucap tiada Tuhan selain Allah”. Semakin sempurna kalimat ini di sakaratul maut kita, semakin lepas kita dari siksanya Allah Swt. Sebagaimana sabda Sang Nabi saw riwayat Shahih Bukhari “man qaala lailahailallah khaalishan min qalbihi haramahullahu alannaar” barangsiapa yang mengucap lailahailallah dari dasar hatinya dan ia wafat maka Allah haramkan ia dari api neraka. (Shahih Bukhari)
Hadirin – hadirat, semoga aku dan kalian dalam cahaya keagungan lailahailallah…
Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah (tsiqah : kuat), ketika seorang yang cinta kepada Allah di masa hidupnya tapi ia sudah terlanjur banyak berbuat dhalim kepada orang lain maka ketika didalam sidang akbar ia dihadapkan ke hadapan Allah Swt dan ditimbang amalnya, sebagaimana hadits yang telah saya sampaikan beberapa waktu yang lalu bahwa disana itu pertimbangan amal, bukan pertimbangan harta dan dinar dan dirham, jadi alat tukarnya pahala dan dosa. Orang yang pernah berbuat dosa dan belum sempat meminta maaf akan diambil pahalanya oleh orang yang pernah ia dhalimi. Kalau pahalanya sudah habis untuk membayar hutang – hutang dosanya pada makhluk, maka masih tersisa hutang – hutang dosa, diambil dosa orang itu ditangguhkan padanya sebesar dosanya. (Shahih Bukhari)
Ketika seorang hamba yang mencintai Allah, berdiri di sidang akbar, ia banyak berbuat dhalim kepada orang dan belum sempat meminta maaf dan memohon ridho, namun Allah tidak membiarkan hamba yang mencintai-Nya ini masuk ke dalam neraka, Allah membelanya. “Hamba-Ku apa yang kau dapat dari mizan (timbangan), bagaimana timbangan amalmu?”, “habis Rabbiy, masih tersisa dosa – dosa orang ini yang ditumpahkan padaku, aku harus masuk neraka untuk menebusnya”. Allah bertanya kepada sang penuntut “engkau pernah didhalimi oleh orang yang cinta kepada-Ku ini?”, “betul wahai Allah”, “kenapa engkau tidak memaafkannya?”, “wahai Allah, kalau aku memaafkannya, aku pasti masuk neraka, karena aku pun mempunyai tunggakan dosa yang banyak. Tidak kumaafkan pun aku masih harus masuk neraka, apalagi kalau aku memaafkannya, makin lama aku di neraka”, maka Allah berkata “lihat ke atas”, lalu ia pun melihat ke atasnya, ia lihat istana cahaya yang megah dan mewah. Bergetar ia melihat istana itu dan berkata “Rabbiy, untuk siapa istana itu?”, Allah berkata “untukmu, kalau kau mau memaafkan hamba-Ku yang Ku-cintai”, Allah tidak mau hamba yang merindukan dan mencintai-Nya menyentuh neraka, Allah tebus dosanya, mudah bagi Allah memberikan surga kepada orang itu. “Ini untukmu kalau kau mau memaafkan hamba-Ku yang Ku-cintai”, “kumaafkan wahai Allah, kumaafkan, aku bebas dari neraka, Alhamdulillah aku mendapat surga yang demikian megahnya”. Maka Allah persilahkan hamba-Nya yang dicintai-Nya masuk ke dalam surga. Semoga Allah Swt menjadikanku dan kalian hamba yang dicintai-Nya dengan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim.
Hadirin – hadirat, Idul Fitri telah dekat di hadapan kita. Tinggal kurang lebih 4 malam lagi ramadhan, sekitar 4 malam lagi, setelah itu selesai. Bagaimana dengan ramadhan kita yang lalu? Maafkan semua orang – orang yang pernah berbuat salah padamu, jangan jadikan jiwa kita mendendam, karena apa? karena dengan memaafkan dosa orang lain kepada kita, Allah akan pemaaf kepada kita. Jangan maafkan orang itu yang berbuat jahat padamu karena dia. Tapi maafkan karena Allah…., Aku memaafkannya bukan karena dia, tapi karena Allah, aku punya dosa kepada Allah dan punya salah kepada Allah, kalau aku tidak maafkan orang ini, bagaimana? aku malu minta maaf kepada Allah atas dosaku. Tapi sebaliknya, kalau kau melupakan orang yang pernah berbuat jahat padamu, tanpa menunggu ia meminta maaf, kau sudah maafkan atas nama Allah Swt dan dimaafkan. Allah Swt akan malu tidak memaafkan.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika seorang yang selalu menghutangi orang lain, ia menghutangi harta, dihutangi oleh orang lain. Ia berkata kepada pembantunya “kalau orang yang susah, biar.., biar saja.., jangan ditagih hutangnya”. Di saat hari kiamat, dia ditagih oleh dosa – dosanya, maka Allah berkata “biarkan dia, biarkan, maafkan ia”. Di masa hidupnya ia pemaaf, maka di hari kiamat Allah malu untuk tidak memaafkannya.
Semoga Allah menerangi jiwaku dan jiwa kalian dengan sifat pemaaf. Orang yang dibenci, di fitnah dan di musuhi itu (misalnya aku, misalnya engkau) kita tidak mendendam, kita makin mulia di sisi Allah, dia makin hina disisi Allah. Kita dapat pahala tanpa beramal sudah ada tumpukan pahala karena memaafkan kesalahan orang pada kita. Orang jahat pada kita, dhalim pada kita, kita maafkan, kita makin diangkat oleh Allah dan dilimpahi keberkahan, dia makin hina disisi Allah. Maka apa ruginya kita memaafkan orang lain?, jika dengan itu kita mendapatkan anugerah dari kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah membersihkan jiwa kita dari sifat dendam dan sifat musuh kepada orang lain, terutama saudara – saudari kita muslimin – muslimat.

Sampailah kita kepada hadits mulia yang kita baca bersama – sama tadi. “Ni’mataani maghbubun fihima katsirun minannaas, ashshihatan walfaraaghu” Dua hal kenikmatan yang sering dilupakan oleh orang, kesehatan dan kekosongan waktu. Kesehatan sering dilupakan oleh orang, demikian pula kekosongan waktu. Ini dua kenikmatan besar dari Allah untuk kita mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, kesuksesan, kesejahteraan. Ini anugerah waktu diberi oleh Allah, kesehatan dan kekosongan waktu. Dipakai apa kekosongan waktu kita dan kesehatan kita?. Kalau sudah sakit, hadirin – hadirat sungguh kenikmatannya sehat baru terasa. Barangkali kalian juga sering merasakan sakit.
Saya pernah enam bulan di kursi roda, tidak bisa berdiri. Kata dokter perlu delapan tahun baru bisa berdiri. Tapi Alhamdulillah dengan doa Guru Mulia, beliau mendoakan dan selesai. Tapi enam bulan saya di kursi roda. Itu enam bulan hadirin.., melihat gelas di depan meja, saya tidak bisa berdiri mencapainya. Iri melihat orang yang bisa berjalan. Rabbiy alangkah nikmatnya berjalan... dua meter dihadapanku, aku tidak bisa mengambilnya, tidak bisa turun dari ranjang, harus nunggu ada yang membawakan kursi roda. Gelas di hadapan dua meter tidak bisa meraihnya, haus harus nunggu orang datang. Ini keadaan kenikmatan bagi mereka yang berjalan,terasa sekali nikmatnya. Betapa indahnya mereka bisa berjalan, kesana – kemari, bisa keluar rumah, bisa kemana – mana, Saya duduk di kursi..., Itu hadirin – hadirat, tentunya kita tidak menginginkan datangnya musibah tapi ingatlah kenikmatan dari Allah, kesehatan kita dan kelowongan waktu.
Kelowongan waktu itu, kalau ada waktu kosong gunakan untuk hal yang abadi, afdhol. Gunakan untuk hal yang mencari kemuliaan di dunia, jika niatnya baik maka akan baik. Namun untuk hal yang abadi, afdhol. Kalau cuma beberapa menit ambil wudhu, sudah, sepanjang kau belum batal (maka) jadi pahala. Duduk, berdiri, berjalan, keluar rumah, jadi pahala itu selama engkau masih dalam keadaan suci dan berwudhu. Berapa menit wudhu?, (sekitar 2 menit saja atau kurang) kosong waktu 2 menit, wudhulah (maka) sampai kau batal wudhu, kau dalam ibadah.
Hadirin – hadirat, demikian indahnya kekosongan waktu diberikan oleh Allah Swt maka sempurnakanlah. Akan datang masanya kita akan kehilangan semua waktu kita dan Rasul saw bersabda riwayat Imam Bukhari didalam Shahihnya. “jika datang waktu kosong di waktu sore, jangan menunggu waktu kosong besok pagi, apapun yang bisa kau perbuat dari kemuliaan, perbuatlah. Bisa silaturahmi, silaturahmi, tidak bisa dengan telpon, tidak bisa telepon, (maka) sms, tidak bisa sms, berdoa untuk muslimin – muslimat. Berbuat apapun, jangan sampai tunggu besok pagi, sekarang jalankan selama ada waktu yang kosong. Kalau sudah datang waktu sore, jangan menunggu (menunda berbuat baik) waktu pagi. Lakukan apa yang bisa kita lakukan pada waktunya. Ambil waktu sehatmu dari sebelum waktu sakitmu dan ambil kesempatan mulia di masa hidupmu sebelum engkau wafat.
Hadirin – hadirat, berlian – berlian kehidupan yang abadi diajarkan oleh Nabi kita Muhammad saw dan tentunya jangan lupa mencintai Rasulullah Saw. Manusia yang paling mencintai umatnya, paling mencintaiku dan kalian dunia dan akhirat. Dan ucapan ini merupakan firman Allah “laqad jaa-akum rasulun min anfusikum a’ziizun a’laihi maa a’nittum hariishun a’laikum bil mu’miniina raufurrahiim” datang kepada kalian seorang Rasul dari bangsa kalian, sangat berat memikirkan musibah kalian dan sangat menjaga kalian dan berlemah lembut kepada umatnya yaitu orang – orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. (QS. At Taubah : 128)
Cinta beliau abadi kepada umatnya, sebelum umatnya mencintai beliau saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kerinduan Rasul saw pada orang yang rindu pada beliau sudah disampaikan di masa hidup beliau bahwa akan datang orang yang rindu kepada beliau setelah beliau wafat. Seraya bersabda sambil menangis “aku rindu pada saudara – saudaraku”, para sahabat berkata “kami saudaramu ya Rasulullah”, Rasul berkata “mereka itu adalah orang – orang yang hidup setelah aku wafat, mereka ikut agama Islam dan mereka itu rindu melihat wajahku lebih dari harta dan keluarganya”.(Shahih Muslim)

Maksudnya (diantaranya) perkumpulan seperti ini, kita meninggalkan harta dan keluarga kita. Rumah kita tinggal, harta kita tinggal, kesibukan tinggal, duduk disini.
Disini kita tidak melihat Rasulullah (saw), kalau kita melihat Rasul (saw) barangkali dari minggu lalu kita tidak keluar dari tempat ini untuk menunggu munculnya wajah Sayyidina Muhammad Saw. Semoga Allah memuliakanku dan kalian yang mencintai Nabi kita Muhammad Saw. Ada beberapa dari saudara – saudara kita, bukan satu orang yang bermimpikan disaat acara di Masjid At-Tiin bahwa Ahlulbadr bersama kita berjumpa dengan Rasulullah Saw. Semoga ini menjadi qabul bagi kita bersama Ahlulbadr di dunia dan akhirat. Di dunia dalam keberkahan Ahlulbadr, di akhirat bersama Ahlulbadr dan Imam Ahlulbadr Sayyidina Muhammad Saw dalam kedamaian. Ya Rahman Ya Rahim
Hadirin – hadirat, Al Imam Abul Abbas Muhammad bin Ishaq Atsaqafi alaihi rahmatullah, (atasnya Rahmat Allah swt) seorang Al hafidz dan seorang muhaddits yang meriwayatkan lebih dari 5000 hadits,. Abul Abbas Muhammad bin Ishaq Atsaqafi melakukan 7X pergi haji, pahalanya dihadiahkan untuk Rasulullah Saw. Dan ia menyembelih 12.000 ekor kambing, pahalanya untuk Rasulullah Saw. Dan ia berkata “aku meng-khatamkan 12.000X khatamul qur’an, kuhadiahkan untuk Rasulullah Saw”. Hadirin, siapa diantara kita berlomba – lomba mengirim hadiah untuk Sayyidina Muhammad Saw. Semoga acara di At-Tiin itu menjadi hadiah bagi Rasulullah Saw. Amin allahumma amin.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beberapa hal yang perlu saya jelaskan sebelum saya menyelesaikan tausiyah dan doa. Banyak muncul pertanyaan tentang zakat profesi. Zakat profesi tidak diakui dalam seluruh madzhab. Zakat setiap bulan tidak diakui oleh seluruh madzhab. Bahwa semua madzhab, Imam Hambali, Hanafi, Syafi’i, Maliki tidak mengakui adanya zakat bulanan atau zakat penghasilan. Yang ada adalah zakat harta dan zakat tijarah (dagang). Zakat cuma ada 7, tidak ada lebih dari itu :
1. Zakat Ma’din (tambang emas, perak, besi atau lainnya) semua tambang itu ada zakatnya. Zakatnya begitu dapat langsung dikeluarkan zakatnya, bukan penghasilan tapi dari tambang bumi.
2. Zakat Rikaz (harta karun) pendaman harta kalau ditemukan ada zakatnya
3. Zakat Ni’am (hewan ternak) kalau memelihara hewan berupa kambing, unta, sapi, kerbau ada zakatnya
4. Zakat Tsimar (buah – buahan)
5. Zakat Maal (harta)
6. Zakat Tijarah (perdagangan)
7. Zakat Fitrah (badan)

Dan tidak ada lagi zakat penghasilan. Jadi sebagian orang yang mengada – adakan di masa sekarang ini sungguh bukan hal yang benar. Kalau disebut shadaqah penghasilan atau shadaqah profesi kita terima, Karena shadaqah hukumnya sunnah, boleh – boleh saja. Tapi kalau zakat, zakat itu fadhu a’in, tidak boleh ditambah – tambah fardhu a’in. Kalau sudah fardhu a’in tidak dilakukan, orang yang tidak mengeluarkan zakat, maka halal harta dan darahnya. Jadi tidak bisa zakat profesi diada – adakan sebagai zakat. Kalau shadaqah profesi / penghasilan setiap bulan mau shadaqah 2,5%, jangankan setiap bulan, mau setiap hari pun shadaqah merupakan sunnah Nabi saw. Tentukan setiap hari shadaqah, atau hari Jum’at shadaqah atau tiap bulan potong gaji, mau 2,5%, mau 10%, mau 20%, mau 50%, mau seluruhnya, silahkan tapi shadaqah…., jangan bicara zakat.
Kalau zakat adalah hal yang fardhu a’in dan tidak bisa ditambah atau dikurangi. Kalau alasan mereka zakat profesi katanya zaman sekarang banyak orang keluar dari Islam karena kemiskinannya, jadi harus ditambah. Kalau begitu banyak yang maksiat, shalat ditambah menjadi 7X setiap harinya??. Tidak bisa begitu tentunya, shalat fardhu tetap 5 waktu dalam jumlah 17 rakaat, tidak bisa ditambah lagi, kalau mau ditambah lagi dengan hal – hal yang sunnah maka afdhal.

Demikian pula zakat, tidak bisa ditambah lagi dan tidak ada dalilnya. Dalil yang dipegang oleh mereka yang mengatakan bahwa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan ra menjalankan setiap bulan mengeluarkan zakat atau shadaqah, Dikatakan oleh para muhaddits kita bahwa itu untuk dirinya. Kalau untuk dirinya maka itu terserah yang mengeluarkan setiap bulannya. Misalnya saya atau kalian tiap bulan mengeluarkan sekian, terserah, tapi ia tidak memerintahkan untuk yang lainnya tapi untuk dirinya sendiri.
Dan dijelaskan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Nawawi menjawab tentang masalah ini bahwa orang – orang yang mengatakan adanya zakat selain haul dan nishob (haul : sempurna setahun, Nishab : batas minimal harta yg dikenai zakat) adalah mereka tidak memperhatikan hadits shahih riwayat Imam Malik dari Nafi’ dari ibn Umar yang ini dikatakan oleh Imam Bukhari sebagai silsilah Dzahabiyah (rantai sanad hadits tekuat), maksudnya silsilah perawi hadits yang paling shahih adalah dari Imam Malik dari Nafi dari Ibn Umar dari Rasulullah saw yang mengatakan tidak ada orang yang zakat harta kecuali melewati 1 tahun baru bisa dizakati kalau melewati nishob. Apa itu nishob? Nishob itu adalah batas minimal, kalau lebih dari itu maka wajib mengeluarkan zakat harta. Jadi (jika) mempunyai (gaji/penghasilan) bulanan, tidak ada kewajiban mengeluarkan zakat. Tapi kalau menaruh uang, terus disimpan sampai setahun dan tidak kurang dari nishob. Berapa nishob?, Nishob adalah harga 84gram emas murni. Jadi seharga 84gram emas murni itu berbeda – beda, setiap hari berbeda. Berapa 84gram emas murni itu? seandainya 84 juta (misalnya) berarti kalau mempunyai harta lebih dari 84 juta sampai setahun tidak kurang, kena zakatnya 2,5% itu zakat harta.
Tapi kalau profesi dan gaji tiap bulan tidak ada zakatnya. (mengada adakan zakat bulanan pada gaji dan profesi) Itu adalah bid’ah dhalalah yang diada – adakan dengan riwayat yang tidak shahih. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, masih tersisa 4 malam dihadapan kita. Semoga Allah muliakan kita didalam keluhuran, di malam yang agung ini dan juga jangan lupa acara – acara kita masih di depan kita. Malam selasa yang akan datang, mereka yang sudah mudik semoga diberi keselamatan oleh Allah Swt, mereka yang ada di Jakarta, punya kesempatan hadir, majelis ini tidak pernah libur selama saya masih hidup, insya Allah majelis ini berlanjut walau malam lebaran.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah tidak mengurangi waktu kita untuk jumpa dengan Rasulullah Saw di surga firdaus kelak, amin allahumma amin. Dan juga malam sabtu yang akan datang, ziarah kubronya bukan malam mingu tapi malam sabtu karena malam 29 kita ziarah kubro ke luar batang dari majelisnya di masjid walikota depok. Dari sana konvoi ke luarbatang, insya Allah. Saya harapkan jamaah semuanya jangan mendahului ke makam, ikut duduk diacara bersama kemuliaan shalawat Rasul Saw di majelis, baru menghadap ziarah ke maqam Al Habib Husein bin Abibakar Alaydrus luar batang.

Demikian hadirin – hadirat, yang memiliki waktu malam sabtu yang akan datang.
(mengenai) Malam ahad, (yaitu) malam minggu, kita lihat keputusan, kalau malam lebaran ya takbiran malam minggu, atau malam senin (lebaran) kita lihat keputusannya.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.
Kita bermunajat kepada Allah demi malam – malam agung nan mulia ini, Rabbiy jadikanlah malam ini malam termulia sepanjang usia kami, pastikanlah Kau menjawab segenap doa di malam mulia ini. Ya Rahman Ya Rahim, doa kami, munajat kami, harapan kami, kesusahan kami, keluh kesah kami, kami angkat detik ini dari semua perasaan dan kami tumpahkan di samudera keluasan-Mu. Rabbiy Rabbiy pastikan kami menjadi hamba yang paling Kau cintai dan jadikan kami bersama orang – orang yang Kau cintai, limpahi kami kebahagiaan dunia dan akhirat, limpahi kami kedamaian dunia dan akhirat, juga bagi ayahbunda kami, juga bagi masyarakat kami, bagi bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin. Ini bangsa kita, bangsa muslimin terbesar di muka bumi, limpahi kemakmuran, tenangkan bumi dari musibah, tenangkan bumi dari gempanya, tenangkan lautan dari tsunami, tenangkan angin dari segala puyuhnya, tenangkan hujan dari segala banjirnya. Ya Rahman Ya Rahim, jadikanlah hari – hari kami dipenuhi Rahmat, jadikanlah siang dan malam kami dalam cahaya Rahmat, inilah doa di malam agung. Ya dzaljalali wal ikram, kabulkanlah dan pandang semua niat dan hajat semua hadirin – hadirat, pandang seluruh wajah dengan semua harapan mereka yang berpadu pada nama-Mu Yang Maha Luhur, semua hajat kami yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, kabulkanlah Rabbiy

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. didalam nama-Mu tersimpan segenap anugerah, dalam nama-Mu tersimpan segala kenikmatan dan kebehagiaan, dalam nama-Mu tersimpan penciptaan dunia dan akhirat, Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. didalam nama-Mu tersimpan takdir kami, ketentuan hidup kami dalan nama-Mu, Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Kita teruskan dengan munajat meminta kepada Allah disingkirkan segala musibah, kesusahan, dan kesulitan kita dengan bertawassul kepada Ahlulbadr. Ya tafadhol masykura.. Malam selasa depan sudah bulan syawal dan majelis mulai pukul 21.00 WIB. karena ramadhan (majelis dimulai) pukul 21.30 atau 21.15 WIB karena ada tarawih, jadi kalau selain ramadhan majelis mulai jam 9 malam.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, saya mohon doa karena tempat kita ini sudah semakin Allhamdulillah padat dan tidak mencukupi. Kita mau pindah juga, jamaah berat terutama masyarakat juga berat, sebagian besar jamaah juga berat bila pindah tempat. Lantas apa yang bisa kita perbuat?, Kita berharap dan saya mohon doa pada jamaah juga agar turut mendoakan tempat sebelah ini insya Allah akan kita bebaskan untuk memperluas Majelis Rasulullah Saw…, Semoga tempat sebelah ini bisa kita bebaskan dan menjadi tanah daripada majelis kita diperluas ke sebelah ini, jadi wilayahnya bisa dipadu majelisnya.. tanah sebelah bisa kita bebaskan untuk milik Majelis Rasulullah Saw (jika ada kemampuan).
Cukup luas tanah disebelah ini, bisa dibebaskan sekaligus untuk markas kita yang selama ini masih mengontrak dan ini niat hanya bergantung kepada Allah Swt dan menggantungkan dengan doa (belum ada kemampuan dananya), dengan amin, harapan kalian, semoga doa ini diijabah. Amin allahumma amin. Kita mintakan doa penutup (pada) Guru kita yang kita cintai Al Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Attas tentunya dengan talqin, ya tafadhol masykura.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Thursday, 17 September 2009
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=236&Itemid=30]

Sabtu, 02 Januari 2010

Kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama



عَنْ جَرِيْر بنِ عَبْدِ اللهِ قاَلَ : كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى اْلقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي اَلْبَدْرَ فَقَالَ : إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا اْلقَمَرَ لاَ تُضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا .
( صحيح البخاري )
Dari Jarir bib Abdillah RA. berkata :
" Kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam memandang bulan purnama di malam itu , seraya bersabda : Sungguh kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini , tidak terhalangi apapun dalam melihatNya subhanahu wata'ala , maka semampunya berusahalah menyempurnakan shalat subuh dan shalat Ashar maka perbuatlah ". ( Shahih Al Bukhari )



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ .
Limpahan puji ke hadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi , Maha membuka kesempatan bagi hamba-hambaNya untuk mendapatkan keluhuran , untuk mendapatkan kebahagiaan , Maha memberi kesempatan dengan segala apa yang telah diberikannya , jasad dan panca indera kita dan hamparan yang ada di bumi dan juga sanubari , pemikiran , dan ruh kita untuk mendapatkan anugerah yang dhahir dan yang bathin sebanyak-banyaknya, tanda dari rahasia kedermawanan Allah , nama yang paling berwibawa di alam semesta , nama yang jika diagungkan di dalam sanubari akan membuka seluruh rahasia keluhuran , seluruh rahasia kenikmatan , seluruh rahasia keindahan , seluruh rahasia kebahagiaan , seluruh cahaya kemuliaan terbuka dari keagungan nama Allah maka agungkanlah , dan temui beribu-ribu dan berjuta-juta pintu keluhuran yang terbuka di setiap saat pada hari-harimu dan akan terbuka pula kebahagiaan yang kekal , belum cukupkah dengan firman Allah subhanahu wata'ala :
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنَ
( البقرة : 152 )
" Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepada kalian, Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu " . ( QS. Al Baqarah : 152 )
Hadirin hadirat , adakah keluhuran yang lebih indah selain kedekatan diingat oleh Allah subhana wata'ala , diingat oleh Maha Raja alam semesta , diseru dan diingat namanya , diingat wajahnya dan bentuknya dan dirinya hingga akan abadi kelak di hari kiamat , disaat semuanya dilupakan oleh keluarga dan sahabatnya , Allah subhanahu wata'ala tidak melupakan kita karena kita sering mengingat Allah , seraya berfirman :
فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ
( الذاريات : 50 )
" Maka segeralah kembali kepada Allah " . ( QS. Az Zariyat : 50 )
Maka kembalilah, dan menghindarlah kepada Allah dalam segala permasalahan . Dalam segala hal baik itu kesusahan , kemudahan, kenikmatan , kesulitan dan segala masalah yang terjadi maka tetaplah engkau bersama Allah . Jika diberi kenikmatan bersyukurlah karena Allah berjanji akan menambahnya jika kita bersyukur , maka bukalah penambahan kenikmatan dengan rahasia syukur , karena syukur membuka kebahagiaan dan anugerah yang lebih . Dan jika kita di dalam kesulitan maka tabahlah dan berdoalah, karena hanya doa yang mampu merubah takdirNya .
Hadirin hadirat , firman Allah subhanahu wata'ala :
" فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ "
( Kembalilah kepada Allah ) dalam masalah hari-harimu , dalam masalah sekolahmu , dalam rumah tangga , dalam pekerjaan , dalam bermasyarakat dan di dalam segala aktifitas kita , selalu menghindarlah dari segala sesuatu menuju Allah subhanahu wata'ala , maksudnya selalu bersama Allah subhanahu wata'ala . Kalau terkena masalah maka larilah kepada Allah , seperti bayi kalau terkena masalah maka ia lari kepada ibunya , lebih-lebih lagi Maha Raja alam semesta yang Maha memelihara hambaNya lebih daripada pemeliharan seorang ibu terhadap anak-anaknya .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Firman Allah subhanahu wata'ala :
" فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ "
ayat ini juga menyeru para pendosa , mereka kehabisan cara karena putus asa telah banyak berbuat kesalahan , mau lari kemana lagi kalau bukan kepada Yang Maha Mengampuni . Hadirin hadirat , karena Yang Maha Mengampuni itu tunggal yaitu Allah subhanahu wata'ala , tiada yang lainnya yang bisa menghapus dosa , yang bisa mensirnakan dosa-dosa kita kecuali Allah subhanahu wata'ala , maka kembalilah kepada Allah subhanahu wata'ala . Berbeda kalau dengan makhluk jika kita berbuat hal-hal yang dimurkai oleh orang yang kita risaukan maka kita akan lari menghindar , kenapa karena kalau kita mendekat tentunya akan dicelakai , mungkin dipukul, dimarahi , disiksa , atau disakiti atau dicaci , tapi berbeda dengan Allah , cara melarikan diri dan selamat dari kemurkaan Allah adalah kembali kepadaNya . Karena tidak ada tempat di alam semesta kecuali milikNya . Hadirin hadirat, mungkin kita bisa lari untuk menghindar dari kejaran musuh kita tapi kalau kepada Allah kita mau lari kemana ?! , sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ
( البلد : 7 )
" Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya ? " ( QS. Al Balad : 7 )
Allah subhanahu wata'ala juga berfirman :
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا
( الطور : 48 )
" Dan bersabarlah ( Muhammad ) menunggu ketetapan TuhanMu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami " . ( QS. At Thuur : 48 )
Jika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam di dalam kesedihan dan permasalahan maka Allah menenangkan jiwa sang Nabi , dan ucapan ini bukan hanya untuk sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saja , tetapi untuk semua orang yang beriman yang mengikuti tuntunan Sang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Allah berfirman " bersabarlah atas ketentuan-ketentuanmu sungguh engkau tidak jauh dari pandanganKu , selalu dalam penglihatanKu wahai Muhammad " shallallahu 'alaihi wasallam .
Dalam salah satu riwayat Rasul rindu kepada Allah subhanahu wata'ala, tidak ada yang membuat beliau tersulitkan selain rindunya kepada Allah subhanahu wata'ala . Musibah , kesulitan , kenikmatan tidak bisa mengguncang rindu beliau kepada Allah subhnahu wata'ala , rindu kepada Allah lah masalah terbesar bagi beliau , tiada masalah-masalah besar di dalam hari-harinya selain rindu kepada Allah subhanahu wata'ala dan keselamatan ummatnya shallallahu 'alaihi wasallam , maka ketika Rasul shallallahu 'alihi wasallam sangat rindu kepada Allah , maka Allah tenangkan dengan ucapan ini " Sabar atas ketentuan Tuhanmu karena engkau selalu dalam penglihatanKu, dalam pengawasanKu ( QS. At Thuur : 48 ) .
Hadirin hadirat , semua makhluk dalam penglihatan Allah , dan orang-orang yang beriman yang tentunya juga mencintai Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam maka khithabah ini juga sampai kepada mereka , bahwa mereka disabarkan oleh Allah atas kententuan-ketentuan untuknya , dan jangan lupa karena kita selalu dalam penglihatan dan penjagaan Allah subhanahu wata'ala. Maka semakin kita mencintai Allah dan menghindari maksiat maka kita semakin berada dalam pandangan kasih sayang Allah subhanahu wata'ala . Ayat ini turun , disampaikan oleh Allah kepada Sang Nabi agar kita memahami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berada di dalam pengawasan Allah dan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam selalu mendambakan ummatnya agar selalu di dalam kedekatan dengan Allah subhanahu wata'ala , maka ummatnya pun selalu berada di bawah pengawasan Allah subhanahu wata'ala , sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ
( البقرة : 255 )
"Dia (Allah) tidak mengantuk dan tidak tidur " . ( QS. Al Baqarah : 255 ) Namun selalu mengawasi hambaNya , dan setiap waktu Allah selalu mengatur segala sesuatu .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hadits yang lalu yang masih belum saya syarahkan , yaitu tiga hal jika ada pada diri seseorang maka ia akan merasakan lezatnya iman :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
Yang pertama secara ringkas saya jelaskan karena malam Selasa yang lalu sudah saya jelaskan , tinggal yang kedua dan ketiga yang belum saya jelaskan . Ringkasnya adalah seseorang tidak akan bisa memahami bahwa Allah dan Rasul bisa lebih ia cintai dari yang lainnya kecuali ia (sudah) memahami cintanya Allah dan Rasul Nya kepada dirinya , kalau ia sudah memahami hal ini tentunya ia tidak akan bisa melebihkan cinta kepada selain Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam . Karena yang paling mencintai dirinya adalah Allah dan Rasul Nya , di saat semua belum ada , Allah Yang menciptanya , ( mungkin ada yang berkata ) tapi kekasihku si fulan juga mencintaiku , ayah dan ibuku juga mencintaiku .
Semua itu adalah ciptaan Allah , jangan lupa semua yang mencintaimu adalah Allah Yang menciptakan cinta itu dalam setiap jiwa . Bayangkan setiap jiwa yang ada , setiap cinta yang ada pada sanubari manusia bahkan hewan sekalipun terhadap anaknya, buaya bisa melindungi telurnya , seekor anjing bisa menjaga telur milik majikannya di mulutnya agar tidak pecah , cinta yang ada pada diri mereka semua bersumber dari Allah subhanahu wata'ala . Bagaimana manusia bisa mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam . Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari awal hingga akhir perjuangannya , beliau selalu memperjuangkan ummatnya agar sampai kepada istana keabadian .
Hadirin hadirat , saat semua kekasih kita tidak berani bertanggungjawab atas dosa-dosa kita di hari kiamat , Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang mungkin tidak pernah bertemu kita , tidak kenal wajah kita , barangkali kita tidak mengenal wajah beliau , tapi beliaulah yang akan mencari nama ummatnya , si fulan bin fulan naik kedalam syafaat shallallahu 'alaihi wasallam . Jadi tentunya orang yang masih mencintai selain Allah dan Rasul melebihi dari cinta kepada Allah dan RasulNya maka belum bisa mencapai kesempurnaan lezatnya iman , tentunya ia bisa merasakan kelezatan iman tetapi belum sempurna . Jika kita telah memahami bahwa kita lebih mencintai Allah dan RasulNya dari yang selainnya maka di saat itu ada yang kedua . Yang kedua adalah ,
وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ
Tidak mencintai seseorang kecuali karena cintanya kepada Allah , sulit sekali ! Tidak sesulit ketika kita memahami kalimatnya , kalau kita memahami maknanya . Makna yang terpendam , tentunya ini adalah samudera cinta namun awal dari gerbangnya adalah ketika seseorang mencintai orang lain , namun orang yana dia cintai berbuat dosa maka ia tidak senang , kalau orang yang ia cintai berbuat baik maka ia senang , dan kebanyakan dari kita seperti itu . Tidak mungkin jika ada orang yang kita cintai berbuat jahat kita senang , insyaallah semua dari kita di dalam hatinya juga tidak senang jika orang yang kita cintai berbuat hal yang jahat , nah itulah cinta karena Allah subhanahu wata'ala , telah mencintai hal yang baik dan mengharamkan dan membenci hal yang jahat . Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam hadits qudsy :
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُلْمَ عَلَى نَفْسِي وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
" Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku jadikan hal tersebut (kezhaliman) di antara kalian sebagai sesuatu yang haram, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (HR. Muslim )
Mencintai seseorang karena Allah, yaitu jika ia berbuat jahat maka kita tidak senang , bukan membencinya . Berbeda antara tidak senang dan membenci , benci adalah hal yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada seluruh makhluk , kecuali benci karena Allah . Benci karena Allah berbeda dengan benci kepada orangnya , kalau benci karena Allah , ketika melihat orang lain berbuat jahat ia tidak senang tetapi ia ingin orang itu kembali kepada keluhuran bukan menginginkan ia celaka ( biar celaka ini orang , biar ia mati dan lain sebagainya ) , sungguh jika ia meninggal dalam kehinaan justru itu lebih tidak disukai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , kita inginkan semua orang yang wafat dalam husnul khatimah .
Jadi kita boleh berbuat baik, atau menyayangi , atau bersahabat dengan orang yang di luar Islam , sungguh berbuat baik kepada orang yang di luar Islam adalah perintah Allah selama mereka tidak berbuat jahat kepada kita, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ¤ إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
( الممتحنة : 8-9 )
" Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim". ( QS. Al Mumtahanah : 8-9 )
Tapi jika mereka berbuat hal itu ( berbuat zhalim terhadap muslimin ) , maka Allah izinkan kita berperang , dengan senjata dengan harta dan lainnya , jika ada di wilayah kita yang memerangi kita dari non muslim , mengusir muslimin dari kampungnya maka boleh memerangi mereka , tapi jika tidak maka kita diperintah oleh Allah agar berbuat baik kepada mereka , dan jika mereka berbuat baik kepada kita maka kita harus lebih baik kepada mereka .
Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkan seorang yahudi tinggal di rumahnya , sepantasnya mungkin kalau zaman sekarang maka akan dikatakan najis!, kafir masuk ke rumahku!, sebaliknya Rasulullah mengizinkan seorang yahudi yang mau berkhidmah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari , seorang yahudi berkhidmah kepada Rasulullah dengan membawakan sandalnya, membawakan bajunya, mengambilkan airnya dan lainnya , Rasulullah tidak mengatakan " kau mau masuk ke rumahku maka kau harus masuk Islam…! ", Rasulullah tidak demikian .
Hingga berhari-hari dan berbulan-bulan orang yahudi ini tinggal di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, alangkah indahnya akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam , sampai akhirnya ia sakit dan pulang ke rumah ayahnya, ketika ia pulang ke rumah ayahnya maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya dan ia dalam keadaan sakaratul maut , maka Rasul berkata " ucapkan Laa ilaaha illallaah " , tapi pemuda itu tidak mau mengucapkannya sebelum meminta izin kepada ayahnya, ia melirik kepada ayahnya yang juga seorang yahudi , maka ayahnya yang yahudi tau bahwa Nabi Muhammad ini orang baik , padahal ia ( Nabi Muhammad ) adalah orang yang paling benci terhadap kekufuran , tetapi ia mengizinkan anakku tinggal di rumahnya, makan dan minum di rumahnya hingga sekarang ia menjenguknya , maka ia berkata " Athi' abalQasim ( taati abul Qasim Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ) ", maka pemuda itu berkata " Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah ", kemudian ia wafat maka Rasul keluar dan para sahabat melihat wajah Rasul sangat cerah dan gembira , maka seorang sahabat bertanya : " Ya Rasullallah apa yang membuatmu gembira ? ", maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata " Alhamdulillah allazi hadaahu lil iimaan, Sungguh aku bahagia orang yahudi itu telah beriman ", inilah cita-cita dan keindahan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .
Jadi tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta Allah , maksudnya adalah semakin saudara-saudara kita berbuat buruk , maka semakin kita ingin membenahi mereka , itulah cinta karena Allah . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana salah satu kelompok yang dinaungi oleh Allah subhanahu wata'ala di hari tiada naungan kecuali naungan Allah subhanahu wata'ala tujuh kelompok yang sering saya bahas, salah satunya adalah : Pria yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan mempunyai derajat yang mulia atau kaya raya, maka pria itu berkata " Inni akhaafullah " aku tidak mau berbuat itu, aku takut kepada Allah ini adalah perbuatan dosa ", pria yang seperti itu atau wanita yang diajak berzina oleh seorang pria seperti itu dan ia menolak dengan ucapan " aku takut dosa , aku takut kepada Allah " maka Allah janjikan ia termasuk salah satu dari tujuh kelompok yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat .
Diriwayatkan pula di dalam riwayat yang tsiqah (tsiqah : riwayat yg kuat) , ketika salah seorang wanita disukai oleh seorang pria , pria ini selalu ingin mengajak wanita itu berzina , maka kemanapun wanita ini pergi ia mengikutinya . Suatu waktu wanita itu ikut dalam satu kafilah menuju wilayah yang jauh maka pria itu pun ikut dan mendekat kepada wanita itu , maka wanita itu berkata " kau jangan mendekat kepadaku , kecuali jika sudah tidak ada lagi yang melihat " , maka pria itu senang dan berkata : " baiklah nanti tengah malam saja ", ketika sampai tengah malam datanglah ia kepada wanita itu dan wanita itu belum tidur, pria itu berkata : " semuanya sudah tidur ", maka wanita itu berkata : " apakah semua orang sudah tidur ? " si pria menjawab : " betul ", si wanita berkata lagi : " tidak ada lagi yang melihat kita ? ", pria itu menjawab : "ya, tidak ada lagi yang melihat kita ", maka wanita itu berkata : " Apakah Allah tidak melihat kita, apakah Allah tidur ?!" , maka pria itu terdiam dan mundur kemudian ia bertobat kepada Allah subhanahu wata'ala . Hadirin hadirat , taubat bisa muncul dari pria atau wanita , sebab dari berniat dosa bisa muncul tobat dari jiwa yang luhur . Dan yang ketiga adalah :
وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Yang ketiga adalah ia benci kembali kepada perbuatan-perbutan kufur yang pernah ia perbuat, dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat ia tidak mau kembali lagi melakukannya sebagaimana seorang yang tidak mau dilemparkan ke dalam api . Bagaimana seseorang akan lari menghindar dan tidak senang jika dilempar kedalam api , maka seperti itulah ia juga tidak mau kembali melakukan perbuatan dosa yang pernah ia lakukan .
Tiga hal , jika ketiganya itu ada pada diri sesorang maka ia akan merasakan lezatnya kesempurnaan iman , apa lezatnya kesempurnaan iman ? lezatnya kesempurnaan iman itu adalah ia sudah merasa rahasia cinta dan rindu kepada Allah memenuhi jiwanya , ia sudah berada di dalam sorga yang lebih nikmat dari sorga walaupun ia masih hidup di dunia , hatinya sudah terang benderang dengan cahaya keindahan Allah , hari-harinya indah , hari-harinya penuh rahmah , siang dan malamnya bahagia , selalu dalam kedekatan kepada Allah . Tiga hal , yang pertama ia menjadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai dari yang lainnya, yang kedua ia tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta kepada Allah , jika membawa kemurkaan Allah maka ia tidak mau mencintai orang itu , dan yang ketiga ia tidak mau kembali melakukan dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat sebagaimana ia benci dan tidak senang dimasukkan ke dalam api . Tiga hal ini jika ada pada diri kita , kita sudah membacanya, kita sudah mendengarnya , kita sudah memahaminya , kita berdoa semoga Allah melimpahkan kemuliaanNya untuk kita semua , dan Allah menjadikan kita ke dalam kelompok orang-orang yang mendapatkan kelezatan iman . Allah sudah mengizinkan kita mendengar hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , hadits ini 14 abad yang silam diucapkan oleh sang Nabi , sekarang kita mendengarnya kembali, kita cerna di dalam hati , Allah izinkan hal ini maka tentunya kita menginginkan pula Allah izinkan kita agar kita sampai kepada kelezatan iman , amin allahumma amin .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits agung riwayat Shahih Al Bukhari yang dijelaskan oleh sayyidina Jarir radiyallahu 'anhu , yang berkata :
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى اْلقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي اَلْبَدْرَ فَقَالَ : إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا اْلقَمَرَ لاَ تُضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا
Sayyidina Jarir berkata : " Suatu malam kami sedang majlas, majlas berbeda dengan majelis, kalau majelis sifatnya resmi seperti kita sekarang ini kalau majlas adalah duduk santai mungkin tiga atau empat orang, Maka sayyidina Jarir berkata suatu malam kami majlas bersama Rasulullah di tempat terbuka , maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang bulan purnama kemudian Rasulullah bersabda " Kalian akan melihat Allah seperti jelasnya kalian melihat bulan purnama ini tidak ada sesuatu pun yang menghalanginya , lantas beliau terdiam dan berkata " maka barangsiapa yang mampu diantara kalian untuk selalu menjaga dan menyempurnkan shalat Subuh dan shalat Asar maka perbuatlah " .
Semakin kita menyempurnakan shalat Shubuh dan shalat Asar , hal itu bisa membuka rahasia keindahan memandang zatNya Allah subhanahu wata'ala . Demikian yang disabdakan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Namun perlu diperjelas , bukan berarti bentuk Allah seperti bulan jangan sampai kita berhayal seperti ini , ingat satu hal firman Allah subhanahu wata'ala :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ
( الشورى : 11 )
" Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) , dan Dia Maha Mendengar , Maha Melihat " . ( QS. As Syuuraa : 11 )
Yang dimaksud dalam hadits tadi adalah akan diizinkan kepada mata-mata yang diridhai oleh Allah untuk melihat keindahan ZatNya , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Muslim Rasulullah shallahu 'alihi wasallam bersabda : Bahwa tabir yang menutupi Allah itu adalah tabir cahaya , kalau Allah membuka tabir itu saat ini maka terbakarlah seluruh alam semesta daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata'ala , hancur lebur alam semesta ini daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata'ala , maka Allah menutupnya dengan tabir cahaya . Manusia di siang hari melihat matahari saja sudah silau , padahal cahaya matahari itu jauh sekali , maka bagaimana dengan tabir cahaya ciptaan Allah yang menutup keagungan keindahan dan kewibawaan Allah subhanahu wata'ala agar tidak terlihat oleh alam semesta , dan itu akan dilihat oleh orang-orang yang diizinkan oleh Allah subhanahu wata'ala di yaumul qiyamah , siapa mereka ? diantaranya :
رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
" Seseorang yang ketika mengingat Allah , mengalirlah air matanya " . Orang –orang seperti itu akan Allah beri kesempatan kepada mereka untuk memandang keindahan ZatNya .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Tentunya semkin rindu seseorang kepada Allah , maka wajahnya akan semkain dipancari dengan cahaya keindahan Allah . Demikian wajah yang paling rindu kepada Allah , sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Berkata Abu Hurairah radiyallahu 'anhu di dalam Mustadrak 'ala shahihain dan lainnya di dalam banyak riwayat , berkata Abu Hurairah radiyallahu 'anhu :
يَارَسُوْلَ اللهِ إِذَا رَأَيْنَاكَ رَقَّتْ قُلُوْبُنَا
Wahai Rasulallah jika kami melihatmu , bergetar jiwa kami pada puncak kekhusyu'an , tapi ketika kami kembali kepada keluarga , berkurang kekhusyu'an kami . Jadi berbeda di saat mereka berhadapan dengan wajah orang yang paling rindu kepada Allah , cahaya kerinduan dan cahaya Allah berpijar kepada mereka hingga mereka melihat keindahan itu . Sebagaimana dalam riwayat Shahih Al Bukhari yang diriwayatkan oleh sayyidina Anas bin Malik radiyallahu 'anhu yang berkata :
مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبُ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
" Tidak pernah kami melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ". Kenapa menakjubkan ? karena menyimpan rahasia keindahan Allah subhanahu wata'ala . Tadi kita telah mendengar lantunan qashidah bahwa bulan purnama itu hanya mengambil pecahan dari cahaya Allah ,
يَقْتَبِسُ اْلبَدْرُ مِنْ سَنَاهُ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang keindahan ZatNya di yaumul qiyamah ,
اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا النَّظَرَ إِلَى وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ
Wahai Allah sempurnakan kelezatan iman pada diri kami yang penuh dosa , penuh kesalahan , penuh kealpaan , penuh kelemahan dalam taat kepadaMu dan dalam menghindari larangan-laranganMu . Kami meminta ke hadiratMu Rabby agar Kau jaga diri kami, sempurnkan iman kami agar kami mencintaiMu dan mencintai RasulMu , agar kami mencintai semua yang kami cintai terwarnai dengan cinta kepadaMu . Ya Rahman Ya Rahim , jauhkan kami dari dosa sejauh-jauhnya , jauhkan kami dari kesalahan dan kehinaan sejauh-jauhnya , limpahkan kepada kami kebahagiaan dunia dan akhirah seluas-luasnya , beri kami kemakmuran seluas-luasnya , beri kami khusyu' setinggi-tingginya , beri kami cahaya seterang-terangnya , beri kami ketenangan sedamai-damainya Ya Rahman Ya Rahiim,
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...
Katakanlah bersama-sama..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لاَإلهَ إِلاَّ الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Doa dan munajat kita insyaallah membuka kebahagiaan kita dunia dan akhirah , tidak Allah persempit kehidupan kita di dunia , tidak Allah persempit hati kita dengan terus ingin berbuat dosa , dan tidak Allah butakan mata kita di hari kiamat dari memandang keindahan ZatNya , Amin Allahumma Amin .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam Jum'at yang akan datang Tabligh Akbar Majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , malam 1 Muharram di Masjid Walikota Bekasi , Masjid Al Barakah bersama walikota Bekasi . Biasanya malam Jum'at di kediaman saya di Cidodol , tapi karena bertepatan dengan 1 Muharram maka kita pindahkan ke Masjid Walikota Bekasi, dengan zikir Jalaalah dan doa untuk kedamaian bangsa kita, semoga Allah memberikan kedamaian untuk Negeri kita . Dan juga saya menyampaikan salam hormat dari Kapolda Metrojaya beliau belum bisa hadir , malam Jum'at lalu saya hadir ke Kapolda Metrojaya beliau menyampaikan salam hangat beliau gembira atas ketertiban dan juga kedamaian Majelis Rasulullah , dan beliau terus mendukung penuh perjuangan kita bersama Majelis Rasulullah dan siap mendukung penuh acara kedatangan guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh . Dan juga satu hal yang masih beliau himbau kepada kita masalah helm , karena masih banyak orang-orang yang tidak suka terus sms kepada beliau mengenai majelis-majelis yang ada , Alhamdulillah tidak ada celah bagi Majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena tertib , kecuali sedikit saja yaitu masalah helm.
Hadirin hadirat , jadi semampunya kita sempurnkan satu misi untuk mendamaikan wilayah kita sampai terangkatnya panji kedamaian , panji sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di Jakarta yang mengawali kedamaian di barat dan timur . Demikian yang bisa saya sampaikan , terimakasih kepada para Habaib yang hadir pada malam hari ini . Dan kita teruskan acara kita dengan mengingat kembali indahnya Nabi kita Muhammad shallallahu 'alihi wasallam , renungkan kemuliaan qashidah ini , bahwa ada satu yang akan membela kita Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai wakil dari kasih sayang Allah , Rahmatan lil'aalamiin . Tafaddhal Masykuraa
Terakhir Diperbaharui ( Friday, 18 December 2009

dikutip dari www.majelisrsulullah.org