.:. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat untukku (khususnya), untukmu dan untuk kita semua..^^ ~amiinnn .:. YUKKK,,,, sama-sama berusaha jadi orang yang BERMANFAAT bagi orang lain,,, bukan MEMANFAATKAN,,, apalagi kita yang DIMANFAATKAN... .:. >>> IHSAN PANGERAN BONTOT CORP TWITTER:: @ihsanpbcorpID FB:: IHSAN PANGERAN BONTOT BOOKSTORE | 0856-9766-3213 / (021)4095-8449 <<<
Foto saya
Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Muhamad Ihsan ‘Pangeran Bontot’ | Pria kelahiran Jakarta 26 Des ’90 yang ketika SMK mengambil jurusan Akuntansi ini berhasil menyelesaikan Studinya dengan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) dari UIN Jakarta pada tahun 2013. Setelah lulus kini dia menjadi salah satu pengajar di Katakazya Islamic Preschool. Ihsan Pangeran Bontot Corp (@IhsanPBcorpID) merupakan usaha yang dirintisnya sejak kuliah, dan telah melahirkan Online Bookstore bernama Pangeran Bontot Bookstore (@PBbookstore). Pria yang juga aktif di komunitas Tangan Di Atas wilayah Jak-Sel, Komunitas EntrePrayer dan YISC Alazhar ini mempunyai keinginan yang sangat mulia yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Selasa, 10 April 2012

Basah Dengan Cinta


Sa’di sang penyair bertutur, “suatu ketika aku pergi semalaman bersama sekelompok orang. Bersama kami ada pula seorang yang terobsesi kepada Allah dan tenggelam dalam cinta-Nya. Hari belum lagi fajar tatkala kami mencapai sebuah hutan tempat kami memutuskan untuk beristirahat. Namun sesampainya disana, lelaki itu mengucurkan air mata kemudian menghambur ke dalam rimba dan segera beribadah serta berkomunikasi dengan Tuhannya dengan sedemikian khusyuk.”

Doa untuk orang yang telah meninggal


Ketika Bahiyah, seorang wanita saleh menjelang ajal, ia menengadahkan kepalanya dan berdoa “Duhai Tuhan, Dia Yang menjadi pelindungku! Kuserahkan hidupkau pada-Mu, janganlah tinggalkan hamba di saat kematian dan bebaskanlah hamba dari siksa kubur.”

Pertanyaan Si Miskin kepada Rasul

Pertanyaan Si Miskin kepada Rasul

Sebagian kaum miskin Madinah menemui Rasulullah saw dan berkata, “orang-orang kaya dapat melakukan berbagai kebajikan seperti membebaskan budak, bersedekah, menunaikan ibadah haji, dsb. Sementara kami tidak bisa (sehingga mereka akan lebih banyak mendapat pahala dibandingkan kami).”
Rasulullah saw bersabda, “seseorang yang mengucap Allahu Akbar 100x akan diberi ganjaran membebaskan 100 orang budak. Seseorang yang berdzikir Subhanallah 100x akan mendapatkan balasan yang lebih baik ketimbang mereka yang menunaikan haji. Melantunkan Alhamdulillah 100x lebih baik dibandingkan menyedekahkan 100 ekor kuda yang penuh muatan. Dan berdzikir Laa Ilaaha Illallaah 100x, akan memasukannya kedalam golongan manusia terbaik di Hari Perhitungan.”
Setelah mengetahui hal ini, orang-orang kaya di Madinah mulai melaksanakan anjuran Rasul sehingga kembali orang-orang miskin tadi menyampaikan keluhan kepada Rasulullah saw, “Orang-orang kaya juga melaksanakan anjuranmu, wahai Rasul.” Menyimak keluhan mereka, beliau saw mengingatkan, “itu adalah kemurahan serta kedermawanan Allah. Dia melimpahkannya kepada siapa pun yang –Ia kehendaki.”[1]
Dikutip dari buku “The Top Chicken Soup 3” (persembahan Nabi saw & keluarganya); diterjemahkan dari Anecdotes for reflection 3; Sayid Ali Akber Sadaqat; pustaka Iman; September 2006/Sya’ban 1427H [halaman 35]



[1] Shanidaniha-e-Tarikh, halaman 18; Mahajjatul Baidha, jilid 2, halaman 274

Zikir saat mengahadapi musuh

Zikir saat mengahadapi musuh

Ketika Rasulullah saw sedang menghadapi pertempuran, lalu beliau saw memerintahkan pasukannya untuk berhenti. Dengan maksud beristirahat, beliau menjauh dari pasukannya dan mulai menuju tempat tersendiri. Pada saat bersamaan, hujan mulai turun dan tercurah begitu derasnya hingga air mulai membanjiri daerah itu dan membuat Rasulullah saw terpisah dari pasukannya.

Menyaksikan perubahan cuaca, beliau saw duduk dibawah naungan sebuah phon. Ketika itulah Huwairits Ibn Al-Harits kebetulan melihat beliau saw. Dia berteriak kepada teman-temannya, “lelaki ini adalah Muhammad, ia terpisah dari pasukannya. Semoga Allah membinasakanku jika aku tak memebunuhnya!”

Huwairits kemudian menghunuskan pedangnya dan berlari memburu beliau saw seraya bertanya, “Siapa yang dapat melindungimu dariku?” Rasulullah saw menjawab, “Allah.” Kemudian perlahan beliau saw berdoa, “Ya Allah! Lindungilah diriku dari kejahatan Huwairits dengan segala cara yang Engkau perkenankan.”

Sesaat sebelum ayunan pedang Huwairits mencelakakan sasarannya, tiba-tiba muncul sesosok malaikat yang menerjang bagian punggungnya sehingga ia tersungkur ke tanah dan lepaslah pedang dari genggamannya. Rasulullah saw memungut pedang itu dan berkata padanya, “sekarang, siapa yang dapat menyelamatkan dirimu, dariku?” huwairits menjawab, “tak ada.” Maka Rasulullah saw memberi nasihat, “terimalah Islam dan aku akan memngembalikan pedangmu!” namun Huwairits menolak, “aku takkan masuk Islam tapi aku berjanji takkan memerangimu dan pengikutmu lagi, aku juga tak akan menolong siapa pun yang menentangmu” jawabnya.

Setelah Rasulullah saw memngembalikan pedangnya, Huwairits berkata, “aku bersaksi, engkau lebih baik dariku.”[1]
Dikutip dari buku “The Top Chicken Soup 3” (persembahan Nabi saw & keluarganya); diterjemahkan dari Anecdotes for reflection 3; Sayid Ali Akber Sadaqat; pustaka Iman; September 2006/Sya’ban 1427H [halaman 30]



[1] Dastan-ha Wa Pand-ha, jilid 2, halaman 67; komentar oleh Abul Futuh