.:. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat untukku (khususnya), untukmu dan untuk kita semua..^^ ~amiinnn .:. YUKKK,,,, sama-sama berusaha jadi orang yang BERMANFAAT bagi orang lain,,, bukan MEMANFAATKAN,,, apalagi kita yang DIMANFAATKAN... .:. >>> IHSAN PANGERAN BONTOT CORP TWITTER:: @ihsanpbcorpID FB:: IHSAN PANGERAN BONTOT BOOKSTORE | 0856-9766-3213 / (021)4095-8449 <<<
Foto saya
Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Muhamad Ihsan ‘Pangeran Bontot’ | Pria kelahiran Jakarta 26 Des ’90 yang ketika SMK mengambil jurusan Akuntansi ini berhasil menyelesaikan Studinya dengan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) dari UIN Jakarta pada tahun 2013. Setelah lulus kini dia menjadi salah satu pengajar di Katakazya Islamic Preschool. Ihsan Pangeran Bontot Corp (@IhsanPBcorpID) merupakan usaha yang dirintisnya sejak kuliah, dan telah melahirkan Online Bookstore bernama Pangeran Bontot Bookstore (@PBbookstore). Pria yang juga aktif di komunitas Tangan Di Atas wilayah Jak-Sel, Komunitas EntrePrayer dan YISC Alazhar ini mempunyai keinginan yang sangat mulia yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Jumat, 12 April 2013

Perjuangan mu Ibu...




Mother-Prenuer!
Seperti biasa setiap paginya saya bersama ibu saya berdagang nasi uduk di depan rumah kami. Ketika saya sedang mengangkat meja untuk jualan, saya melihat seorang ibu mungkin umurnya sekitar 60-70an pagi-pagi buta sudah membawa dagangannya berjualan keliling sekitar daerah rumah kami.


Ada rasa tidak tega, dengan usia yang sudah sangat tua, beliau mengangkat beban yang bisa dibilang tidak enteng. Yang beliau jual gorengan dan nasi uduk yang sudah di bungkus-bungkus.

 
Beliau berdagang dari jam 5.30am pagi sudah “ngider”. Dan kembali kerumah siang harinya. 
Jika sedang beruntung, dagangannya akan terjual semua namun terkadang juga dagangannya tidak terjual sama sekali.

Semangat seorang ibu ini sangat hebat. Demi mendapatkan rejeki yang halal beliau mau bangun pagi menyiapkan segala perlengkapan buat dagangan yang dia jual, lalu mengambilnya ke produsen lalu menjualnya ke pembeli dengan cara berkeliling.

Itu jika seandainya beliau menjadi distributor, namun bagaimana jika beliau yang memproduksi sendiri dagangannya?. Mungkin beliau akan tidur larut malam demi menyiapkan semua dagangannya untuk esok paginya seperti yang dilakukan ibu saya.



Ibu saya ketika esok hari akan berdagang, beliau selalu tidur diatas jam 11-12 malam. Sejak bakda shalat isya beliau memasak dan menyiapkan segalanya untuk esok pagi. Dan esok paginya beliau memasak gorengan sembari saya menyiapkan meja dan membawa dagangan kami ke depan rumah.

Dan... ibu saya melakukan ini sejak saya SD! Lalu lajut ketika saya SMP dan SMK. Bahkan sampai ayah saya wafat ketika saya kuliah baru menginjak 1 minggu. Dan dengan jalan berdagang nasi uduk lah ibu saya membiayai saya kuliah sampai saya menjadi sarjana saat ini.



Semangat seorang Ibu...
Rasanya kurang tepat  bagi saya jika perempuan atau wanita diakatakan mahkluk yang lemah. Karena pernyataan ini seakan “ditampar” oleh peristiwa ketika wanita hamil sampai dia melahirkan, dan seperti kisah yang saya jelaskan tadi.

Seorang wanita yang dikatakan lemah, tapi dengan semangatnya memberi makan anak-anaknya, menyekolahkan, membiayai keperluan sehari-hari mereka dengan jalan yang halal, ini tidak bisa dianggap remeh.

Berapa banyak kita melihat kasus-kasus aborsi? Ibu yang tega membuang anaknya seperti membuang bangkai tikus karena hubungan diluar nikah. Lupakah mereka jika di akherat nanti anak ini akan meminta pertanggung jawaban.

Lupakah mereka bahwa sampai kulit di sekujur tubuh pun akan memberikan “kesaksiannya” diahadapan-Nya? “wahai Tuhan, dulu ketika di dunia aku (kulit tangan) selalu dipegang-pegang oleh lelaki yang bukan mahram ku... bahkan tak hanya dipegangnya namun juga dicium-ciumnya...” kulit tangan berkata. “wahai Tuhan, dulu ketika di dunia aku (kulit tubuh) selalu memeluk tubuh lelaki yang bukan mahram ku... saat hujan atau pun panas, saat dirinya menjemputku kuliah atau sekolah” kulit tubuh berkata.


Lalu lupakah yang laki-laki bahwa itu akan mereka dapatkan juga kelak? Ketika mata mereka berkata “wahai Tuhan, dulu aku selalu melihat aurat wanita-wanita yang bukan mahramku... di facebook, di twitter... dsb...”. lalu kulit tangan juga berkata, “wahai Tuhan, dulu ketika di dunia aku selalu memegang yang –Kau haramkan...”

 
Ketika ada seorang anak perempuan bertanya kepada Ibundanya, “bunda... kenapa aku tidak diizinkan pacaran... ?” (read: zina). Ibundanya menjawab... “nak... (dengan nada lirih) kelak kau pun akan melakukan hal yang sama kepada anak perempuanmu kelak nak... dan saat itu kau akan mengerti alasannya kenapa seorang Ibu melarang anaknya pacaran (read: zina)”.

Lalu ada seorang anak laki-laki bertanya kepada Ayahandanya, “ayah... kenapa ayah selalu memarahiku ketika aku meninggalkan shalat... ? Ayahandanya menjawab... “nak... (dengan nada lirih) kelak kau pun akan melakukan hal yang sama kepada anakmu kelak nak... dan saat itu kau akan mengerti alasannya kenapa seorang Ayah selalu memarahimu ketika aku meninggalkan shalat...”.



Jakarta, April 2th 2013 | 10:36am
IhsanPangeranBontot.Blogspot.Com

1 komentar:

  1. Entah Bagaimana Saya Dapat Memberikan Yang Terbaik Untuk Ibu Ku, Aku Merasa Gagal Membahagiakannya

    BalasHapus

komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^

- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_