Sa’di
sang penyair bertutur, “suatu ketika aku
pergi semalaman bersama sekelompok orang. Bersama kami ada pula seorang yang
terobsesi kepada Allah dan tenggelam dalam cinta-Nya. Hari belum lagi fajar
tatkala kami mencapai sebuah hutan tempat kami memutuskan untuk beristirahat.
Namun sesampainya disana, lelaki itu mengucurkan air mata kemudian menghambur
ke dalam rimba dan segera beribadah serta berkomunikasi dengan Tuhannya dengan
sedemikian khusyuk.”
Saat pagi menjelang aku
bertanya padanya “gerangan apa yang
terjadi denganmu semalam?” ia menjawab, “ketika
melihat kehutan, aku menyaksikan burung bulbul di pepohonan, ayam hutan di
perbukitan, katak di air dan berbagai hewan dalam hutan menangis dan meratap
(mengharap cinta Allah). Aku pun berfikir, alangkah sopan dan tidak tahu
malunya aku, sementara makhluk lain tenggelam dalam keagungan-Nya, aku sendiri
tertidur, lalai dan tidak merenungkan keagungan-Nya.”[1]
Dikutip dari buku “The Top Chicken Soup 3”
(persembahan Nabi saw & keluarganya); diterjemahkan dari Anecdotes for
reflection 3; Sayid Ali Akber Sadaqat; pustaka Iman; September 2006/Sya’ban
1427H [halaman 33]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^
- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_