.:. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat untukku (khususnya), untukmu dan untuk kita semua..^^ ~amiinnn .:. YUKKK,,,, sama-sama berusaha jadi orang yang BERMANFAAT bagi orang lain,,, bukan MEMANFAATKAN,,, apalagi kita yang DIMANFAATKAN... .:. >>> IHSAN PANGERAN BONTOT CORP TWITTER:: @ihsanpbcorpID FB:: IHSAN PANGERAN BONTOT BOOKSTORE | 0856-9766-3213 / (021)4095-8449 <<<
Foto saya
Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Muhamad Ihsan ‘Pangeran Bontot’ | Pria kelahiran Jakarta 26 Des ’90 yang ketika SMK mengambil jurusan Akuntansi ini berhasil menyelesaikan Studinya dengan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) dari UIN Jakarta pada tahun 2013. Setelah lulus kini dia menjadi salah satu pengajar di Katakazya Islamic Preschool. Ihsan Pangeran Bontot Corp (@IhsanPBcorpID) merupakan usaha yang dirintisnya sejak kuliah, dan telah melahirkan Online Bookstore bernama Pangeran Bontot Bookstore (@PBbookstore). Pria yang juga aktif di komunitas Tangan Di Atas wilayah Jak-Sel, Komunitas EntrePrayer dan YISC Alazhar ini mempunyai keinginan yang sangat mulia yakni menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Minggu, 17 Februari 2013

MOTIVAs(krips)i: ketika IMAN si PEJUANG SEJATI diuji




Pra dan Paska Sidang Skripsi

Sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana, seorang mahasiswa Strata Satu dituntut mampu membuat suatu penelitian ilmiah yang dinamakan SKRIPSI.

Langkah awal ketika menuju sidang skripsi dikampus saya adalah membuat proposal skripsi (Bab 1). Lalu proposal skripsi tersebut terlebih dahulu diserahkan kepada dosen PA (Pembimbing Akademik). Setiap kelas akan mendapatkan dosen PA, jika jaman sekolah kita mengenalnya dengan istilah “wali kelas”.


Lanjut..., proposal skripsi tersebut akan dikroscek oleh dosen PA, jika disetujui maka bisa langsung mendaftarkannya untuk di seminarkan ke prodi. Setelah diseminarkan ada tiga kemungkinan; 1) proposal skripsi disetujui tanpa revisi, 2) proposal skripsi disetujui dengan revisi dan terakhir, 3) ditolak dan mengganti dengan judul baru.

Waktu itu alhamdulillah saya mendapatkan opsi yang kedua, disetujui dengan ada beberapa bagian yang harus direvisi. Ketika kita sudah menyelesaikan revisi sesuai dengan yang diminta dosen penguji seminar proposal, maka kita harus menemui beliau untuk mendapatkan acc bahwa kita benar telah merevisi proposal skripsi kita.


Acc dosen penguji sudah ditangan, maka berkas proposal skripsi diserahkan kepada prodi untuk mendapatkan dosen pembimbing skripsi. Dalam hal ini mahasiswa bisa merekomendasikan dosen pembimbing yang diinginkannya, seperti yang saya lakukan, hihihi... dan setelah dapat dosen pembimbing maka SKRIPSI pun dimulai... jreng... jreng...


Seorang dosen pembimbing bisa saja langsung mengapproval (acc) surat bimbingan kita yang menandakan bahwa skripsi kita siap disidangkan (munaqasah). Namun sadarkah kita bahwa apa yang dilakukan oleh dosen pemimbing kita tersebut adalah untuk “melatih” kita agar “siap” ketika sidang nanti.


Banyak yang selalu berfikir, “dospem gw ngeribetin banged deh...”, “dospem lu enak, disms atau ditelfon langsung balas, lah dospem gw?”, “dospem gw susah nih ditemuinnya...” belum lagi ada mahasiswa/i yang mengajukan untuk “mengganti” dosen pembimbinganya, dan masih banyak lagi “kisah-kisah” tentang dosen pembimbing.

Ketika skripsi telah selesai sampai Bab V, maka tahap selanjutnya adalah Sidang Skripsi (Munaqasah). Sidang skripsi pun tak kalah “cetar membahana” nih, hehehe. Karena kita tidak mengetahui siapakah Dosen Penguji Skripsi kita nanti. Beberapa hari sebelum sidang skripsi mahasiswa akan mendapatkan kabar via sms / pengumuman di mading perihal siapa saja yang sidang di hari tersebut (majelis) berikut nama dosen penguji skrispsinya, eng-ing-eng.


Emm... bukan bermaksud ngeledek, ada lho mahasiswa yang baru ngeliat pengumuman sidang skripsi langsung nangis. Seriuuuusss... !!! karena dosen pengujinya tidak sesuai dengan yang diharapkan #JLEB!!!. Kalau dosen penguji tidak bisa mengajukan pergantian, beda ketika saat mendapatkan dosen pembimbing, karena dosen pembimbing dan mahasiswa bisa mengajukan pergantian.

Saat sidang skripsi pun tiba... berbagai macam doa dan dzikir pun terucap dari bibir mahasiswa sembari menunggu dosen pengujinya datang, hihihi. Yang tidak pernah sedekah, jadi rajin sedekah. Yang sholatnya sering di akhir waktu atau bahkan tidak sholat, jadi selalu bertanya-tanya “udah adzan belum? Gw pengen sholat nih, sholat yukk!!”.

Satu persatu dosen penguji datang dan mahasiswa yang diuji oleh beliau mengikuti keruang mana dia akan diuji. Suasana di ruang ujian (munaqasah) tidak ada yang tahu, karena masuk sendiri-sendiri. Kita mengetahui setelah dia keluar dari ruang ujian. Ada yang mukanya senang, sedih, biasa-biasa aja... hohoho, dsb.

Setelah sidang skripsi, tahap selanjutnya adalah mengerjakan revisi bagi mahasiswa yang diminta revisi skripsinya, ada yang di tolak skripsinya dan mengerjakannya dari awal kembali, tapi ada juga yang tanpa revisi. Yang revisi atau ditolak skripsinya harus menyelesaikannya sesuai dengan batas waktu pendaftaran wisuda, karena jika melewati batas waktu tersebut dia akan wisuda pada angkatan berikutnya.


Just share... ketika dalam fase ini, “IMAN” si “PEJUANG SEJATI” diuji. Kenapa ? karena ketika mahasiwa yang melakukan revisi, lalu telah menyelesaikan revisinya sesuai yang diminta oleh dosen penguji maka sebagai buktinya, mahasiswa harus mendapatkan acc dari dosen tersebut. Seperti yang saya bilang, “IMAN” si “PEJUANG SEJATI” diuji, jadi ada lho mahasiswa yang memalsukan acc dosen pengujinya tersebut. Perlu diketahui, karena jika mahasiswa yang ditolak skripsinya maka nilai skripsinya dari dosen tersebut akan “pending” alias “belum bisa lulus” sampai skripsinya kelar dan mendapat acc dosen tersebut.

Saya mendapatkan berita ini dari salah seorang dosen yang merasa belum memberikan acc kepada mahasiswa yang diujinya tapi mahasiswanya malah sudah daftar wisuda, padahal sebagai salah satu syarat pendaftaran wisuda adalah fotocopy lembar pengesahan dosen penguji, dosen pembimbing, sekretaris dan ketua majelis, terakhir dekan fakultas.



IMAN si PEJUANG SEJATI

Disaat-saat itulah IMAN si PEJUANG SEJATI ditempa oleh keadaan yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dan benar seperti salah satu lirik lagu di band Superman Is Dead “pertarungan abadi setan malaikat...” pun tak terhindarkan.
Layaknya seperti “karang yang dihempaskan ombak” dalam lirik lagu Ada Band, hihihi. IMAN dan MENTAL kita ditempa agar KUAT.

Dan izinkanlah saya menceritakan sebuah kisah dari seseorang yang sangat spesial untuk menjadi role model umat manusia di seluruh dunia yaitu Rasulullah (saw). Kita semua telah mengetahui ketika beliau (saw) hijrah ke kota Thaif, hampir semua orang menimpuki Rasul (saw) dengan bebatuan. Tak hanya orang dewasa melainkan anak kecil pun ikut menimpuki sambil meneriaki beliau (saw) “orang gila!”.

Karena banyaknya batu yang dilempar kearah beliau saw, kepala beliau saw pun berdarah. Namun beliau menahan tetesan darah yang keluar dengan tangannya (saw). Malaikat yang menyaksikan peristiwa tersebut, tidak tahan dengan sifat orang-orang Thaif. Akhirnya malaikat datang mengampirinya (saw) lalu berkata “wahai Rasul (saw), jika kau (saw) mengizinkan aku akan mengangkat sebuah gunung lalu menimpahkannya kepada Orang-orang Thaif yang menimpukimu (saw) dan menghinamu (saw) orang gila”. Rasulullah saw bersabda “jangan wahai malaikat, mereka tidak tahu.. seandainya mereka tahu siapa aku (saw) dan apa yang akan aku (saw) sampaikan, mereka belum tentu melakukan hal yang sama seperti ini”.

Dalam sebuah riwayat hadits lain, seorang guru saya pernah menyampaikan. Seandainya tetesan darah yang keluar dari kepala Rasul (saw) jatuh ke tanah, maka Allah tidak akan segan-segan untuk menimpahkan Gunung untuk orang-orang Thaif. Namun kita mengetahui dari kisah tadi, bahwa beliau saw ”sengaja” menahan tetesan darahnya dengan tanganya. Menandakan bahwa ketika beliau (saw) dilukai oleh orang yang membencinya pun, Rasul (saw) tetap menyanyanginya meski orang yang memusuhinya tidak menyukainya (saw).

"Begitulah Allah menempa IMAN si PEJUANG SEJATI terlebih lagi ke makhluk yang paling dicintai-Nya Rasulullah (saw). Bagaimana dengan kita? Sanggupkah kita JUJUR dalam mengerjakan SKRIPSI, sanggupkah kita SABAR dalam mencari data penelitian, sanggupkah kita BERBAIK SANGKA kepada dosen pembimbing maupun dengan Allah akan semua “peristiwa” yang terjadi selama menyelesaikan skripsi?"




“Jangan terlalu sering GALAU yah... kaya orang yang gk punya TUHAN saja...”
Twitter; @muhamadihsan_

Jakarta, 14 februari 2013 M / 3 Rabi’ul Akhir 1434 H | 05:47 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar Anda memang tak langsung tampil, karena harus di approval terlebih dahulu.
terima kasih atas tanggapan, saran dan kritiknya ^o^

- Muhamad Ihsan -
twitter : @Muhamadihsan_